Limbah Tahu Sumbermulyo Jombang, Diduga IPAL Senilai Rp 800 Juta Tak Berfungsi Baik

Limbah cair hasil produksi tahu di Desa Sumbermulyo, Jogorot, Jombang yang bercampur air sungai. (Foto: DianaKN)
  • Whatsapp

JOGOROTO, KabarJombang.com – Limbah cair produksi tahu yang dikeluhkan masyarakat sekitar industri tahu di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, diduga akibat IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah) tidak berfungsi dengan baik.

Meski proyek pembuatan IPAL dikabarkan menelan biaya Rp 800 juta pada tahun 2018, nyatanya belum menjadi solusi terbaik bagi pembuangan air limbah produksi tahu di desa tersebut.

Baca Juga

“Di tahun 2018 lalu memang sudah dibuatkan IPAL sebanyak dua item, ditaruh di bawah tanah. Nilainya sekitar Rp 800 juta. Tapi kenyataanya memang masih ada keluhan masyarakat terkait limbah produksi tahu tersebut,” tutur M, salah satu perangkat Desa Sumbermulyo yang meminta namanya tidak dicantumkan secara jelas, pada KabarJombang.com, Senin (2/11/2020).

Menurut M, daya tampung pembuangan air limbah tersebut, tidak sepadan dengan air limbah yang dikeluarkan akibat proses produksi tahu di desanya. IPAL yang diangun itu, kata dia, hanya mampu menampung dua dim limbah cair produksi tahu.

“Ini sebatas yang saya tahu, IPAL yang ada, hanya mampu menahan 2 dim air limbahnya. Sedangkan tiap satu kali produksi tahu di sini, mengeluarkan limbah lebih dari itu,” jelasnya.

Dia juga menceritakan, sempat ada gagasan untuk menangani masalah tersebut dari salah satu pejabat penting di Jombang. Yakni, membuat penbuangan limbah dengan sebutan “saluran cacing”. Namun, hal tersebut belum terealisasi.

“Gagasan dari pejabat di Jombang itu, dengan menyiapkan tanah persawahan seluas banon 400. (400 ru. Dimana 1 ru-nya seluas 14 meter persegi). Nantinya, mau dibuat pembuangan dengan saluran caing namanya. Tapi sampai sekarang juga belum terealisasi,” terangnya.

Sebagai pihak desa, kata M, hanya bisa menunggu keputusan dan solusi terbaik terkait permasalahan limbah hasil produksi tahu tersebut. Karena menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Pihak Pemdes sih, ya masih menunggu solusi terbaiknya seperti apa. Karena, IPAL yang ada, nyatanya juga masih ada keluhan dari masyarakat sekitar. Sedangkan industri tahu di sini, juga menjadi mata pencaharian. Tidak hanya di desa kami, tapi juga warga desa lain juga bekerja di sini,” tutupnya.

Baca Sebelumnya:
Diduga Akibat Limbah Pabrik Tahu, Saluran Irigasi di Ngumpul Jogoroto Baunya Menyengat
Limbah Pabrik Tahu di Sumber Mulyo, Dikeluhkan Warga

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait