Limbah Pabrik Tahu Campur Kotoran Sapi di Sumbermulyo, Dikeluhkan Warga

Jalan Dusun Bapang, Desa Sumbermulyo, Jogoroto yang diluberi limbah pabrik tahu dan kotoran sapi dari parit. (Ft: Diana).
  • Whatsapp

JOGOROTO, KabarJombang.com – Terkait limbah produksi tahu bercampur kotoran sapi di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto yang dikeluhkan warga desa tetangga. Ternyata warga setempat yang tinggal berdekatan dengan pabrik tahu juga mengeluh.

Keluhan tersebut muncul di Dusun Bapang, Desa Sumbermulyo, Jogoroto. Melalui postingannya mengaku kesal atas kejadian yang dialaminya terkait produksi tahu dan saluran parit yang biasa dilalui limbah tahu.

Baca Juga

Dalam foto postingannya, nampak genangan air didepan rumahnya yang berwarna kecoklatan dengan disertai caption berikut.

“C*k teletong sing mili.. Nk limbah tahu biasa iki teletong eg. Sg milikno meneng ae mergo gatau kebanjiran ngeniki. Ngniki sing gak duwe sapi wareg2 mambu teletong.”ungkap postingan dengan inisial ‘I’ tersebut.

(C*k (mengumpat) kotoran sapi yang berjalan.. Kalau limbah tahu biasa, lha ini kotoran sapi. Yang membuat berjalan diam aja karena tidak pernah kebanjiran seperti ini. Kalau begini yang tidak punya sapi kenyang-kenyang mencium bau kotoran sapi)

Terkait itu, juga dirasakan oleh tetangga dari tempat produksi tahu di Dusun Bapang.

“Sudah lama kondisi jalan begitu, awalnya kan dari parit itu dibuat saluran buang limbah tahu. Tapi ada yang sekalian langsung buang kotoran sapi itu dan begitu,”tutur N pada KabarJombang.com Jumat (6/11/2020).

Tentang jalan dengan keadaan digenangi air menurut N karena tidak mampu menampung limbah tahu yang melewati saluran tersebut.

“Disini meskipun tidak hujan sering banjir ke jalan akibat limbah tahu. Kalau dari bau limbah tahu buat orang sini sudah kebal, tapi kalau ditambah kotoran sapi bisa dibayangkan sendiri.”jelasnya.

Pemilihan parit sebagai saluran pembuangan air limbah produksi tahu. Menurut N, dimulai saat beberapa orang mencoba membuang air ke parit yang akhirnya bermuara ke sungai,namun aman-aman saja. Sehingga mulai banyak yang mengikuti.

“Kalau dulu kan limbah tahu langsung dibuang di kebun belakang rumah masing-masing. Tapi mulai satu dua orang mencoba buang ke parit dan sampai ke sungai kok gak papa. Ya sudah mulai dari situ banyak yang niru. Itu bisa dilihat ada yang sampai ditanami tanaman di pinggir parit biar air gak sampai menggenang ke jalan.”terangnya.

Terkait itu, memantik reaksi slah seorang Perangkat Desa Sumbermulyo. “Jangan kan hanya masalah sapi, karena ayam saja geger sama tetangga.”ujar Perangkat Desa Sumbermulyo, yang enggan disebut namanya singkat.

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait