JOMBANG, (kabarjombang.com) -Meski bulan Ramadhan baru memasuki hitungan hari, tetapi penyedia jasa penukaran uang untuk kebutuhan Hari Raya Idul Fitri sudah marak di Kota Santi. Pemandangan ini bisa dilihat di pinggir sepanjang Jalan KH Wahid Hasyim, dan jalan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Jombang.
Pantauan di lokasi, sepanjang sisi jalan tersebut banyak sekali masyarakat yang menyediakan jasa penukaran uang. Mereka berdiri berjajar di sisi jalan tersebut sembari menunjukkan bendelan uang dengan berbagai variasi pecahan, mulai dari Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, hingga pecahan Rp 20.000 kepada pengguna jalan yang melintas.
“Disini kami sudah sejak puasa hari kedua. Hitung-itung untuk mencari keuntungan dari masyarakat yang menukarkan uang ke kita. Lebih awal semoga banyak untungnya,” ujar Siti Maghfiroh (28), salah satu penyedia jasa penukaran uang yang berada di Jalan KH Wahid Hasyim Jombang.
Dia mengatakan, keuntungan yang didapatkan dari penukaran uang Rp 100 ribu oleh masyarakat, dia mengambil keuntungan Rp 10 ribu. “Pecahan dengan bendelan Rp 100 ribu uang baru yang ditukarkan, maka masyarakat harus membayar Rp 110 ribu,” imbuhnya.
Namun, saat ini antusiasme masyarakat untuk menukarkan uang baru masih belum terlalu banyak. Biasanya, jasa penukaran uang baru mulai banyak peminat saat H-7 lebaran. Pada durasi waktu tersebut masyarakat mulai berbondong-bondong untuk menukarkan uangnya.
Hal senada diutarakan Syaiful Maarif (35), penyedia jasa penukaran uang yang berada di jalan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bahwa antusiasme masyarakat untuk menukarkan uang baru belum terlalu banyak. “Ya disyukuri saja, sampai jam segini baru ada dua orang yang menukarkan uang baru,” tandasnya.
Menurutnya, harga penukaran uang akan mengalami kenaikan menjelang Lebaran 2016. Kenaikan bervariasi, yakni mulai Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu per Rp 100 ribu uang pecahan baru yang ditukarkan. (ari)