JOMBANG, KabarJombang.com – Sumiati, hanya bisa terbaring lemah di atas ranjang rumahnya Dusun Sidobayan, Desa Candimulyo, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Di tengah pandemi corona penderitaan nenek berusia 80 tahun ini semain sulit tanpa adanya bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.
Usia yang senja, membuat dirinya tak kuasa beraktivitas tubuhnya yang semakin kurus dan keriput semakin kentara. Apalagi sejak sebulan ini ia hanya terbaring lemah di atas kasur karena tubuh nenek Sumiati sudah tidak bisa digerakkan.
Nenek berusia 80 tahun kini tinggal bersama adiknya bernama Sri di sebuah rumah yang nampak sangat sederhana. Sri lha yang saat ini merawat Sumiati.
Sri yang merupakan single parent setelah ditinggal suaminya meninggal, harus rela banting tulang untuk menghidupi kakaknya yang sakit serta mencukupi kebutuhan anak-anaknya dengan membuka warung kopi tepat di depan SDN Candimulyo 1.
Kondisi ekonomi mereka yang memprihatinkan baik kondisi Sumiati maupun Sri, keduanya sangat membutuhkan bantuan sosial dari pemerintah.
“Kami nggak pernah dapat bantuan-bantuan lainnya. Hanya tahun 2020 itu kakak saya yang mendapat bantuan BPNT ini, tapi bulan Januari 2021 ini bantuan itu telah dicabut. Saldonya kosong dan kami tak menerima sembako itu,” ungkap Sri saat berbincang dengan KabarJombang.com, Selasa (26/1/2021).
Sedangkan bansos covid, Sumiati tak terima bantuan apapun, hanya saja Sri yang mendapat bansos covid selama dua kali.
“Kakak saya nggak dapat, saya dapat bantuan covid 2 kali, awalnya itu dapat 200 ribu, tapi akhirnya saya ditukar dapat bantuan 600 ribu dua kali, tapi yang 200 ribu disuruh mengembalikan,” tutur Sri
Terlebih, dengan kondisi Sumiati yang sudah renta, Sri harus banting tulang lebih keras untuk mencukupi kebutuhan kakaknya seperti bubur, susu, dan biaya berobat.
“Saya tahu bahwa di sini itu ada yang namanya bantuan PKH lansia, untuk usia lanjut. Tapi mengapa kakak saya ini kok ndak dapat,” keluhnya.
Kunadi, salah seorang warga Candimulyo mengatakan bansos yang ada selama ini dinilainya tidak tepat sasaran. Salah satunya keluarga Sri dan Sumiati yang tak mendapatan bantuan.
Padahal menurutnya ada tetangga lainnya yang mampu mendapat bantuan dobel baik PKH maupun BPNT.
“Yang jelas-jelas tidak mampu ngak dapat bantuan sosial PKH atau BPNT. Tapi keluarga yang sudah mampu (kaya) malah mendapatkan bantuan tersebut, kemana pemerintah,” tuturnya.
Terpisah Kepala Dusun Sidobayan Udin menjelaskan, Sumiati tidak mendapatkan bantuan karena tak ada identitas. “Bu Sumiati ini kan masih memiliki keluarga, jadi bisa lah diuruskan identitas dirinya, supaya bisa diusulkan dapat bantuan,” katanya.
Sementara disinggung mengenai mengapa adik dari Sumiati yakni Sri juga tak kunjung menerima bantuan, pihaknya mengatakan sudah memasuk data ke TKS dan masih dalam antrian, sehingga harus menunggu.