Ketua Serikat PKL Jombang Soroti Tuduhan Terhadap PKL dalam Kasus Keracunan Siswa di Kesamben

Spekal) Jombang, Joko Fatah Rochim atau yang biasa akrab disapa Cak Fatah. (Kevin Nizar)
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Kasus keracunan massal yang menimpa 46 siswa di SDN Wuluh 1 Kesamben pada (18/2/2025) lalu, mendapatkan respons keras dari Ketua Serikat Pedagang Kaki Lima (Spekal) Jombang, Joko Fatah Rochim. Ia menanggapi pemberitaan yang menyebutkan jajanan yang diduga menjadi penyebab keracunan berasal dari pedagang kaki lima (PKL) sekitar sekolah.

Menurut pria yang akrab disapa Cak Fatah tersebut, pihak sekolah telah keliru dalam menyalahkan pedagang kaki lima yang ada di bawah naungan Spekal.

Baca Juga

“Saya sangat menyayangkan pernyataan dari pihak SDN Wuluh 1 Kesamben yang menyudutkan PKL. Di bawah Spekal, kami tidak pernah menjumpai pedagang yang menjual jajanan yang siap saji seperti crab stick atau produk yang langsung dikonsumsi tanpa pengolahan lebih lanjut,” tegas Fatah.

Ia menjelaskan, pedagang kaki lima yang tergabung dalam Spekal biasanya menjual jajanan yang diolah terlebih dahulu, seperti gorengan, pentol, sosis, telur gulung, dan bihun telur. Fatah juga memastikan bahwa jika ada makanan yang tidak laku, pedagang akan membuangnya, bukan menjualnya kembali.

“Kami tidak pernah menjual makanan yang sudah matang dan tidak diolah, apalagi sampai menyebabkan keracunan,” tambahnya.

Fatah  juga menyoroti klaim pihak sekolah bahwa jajanan yang menyebabkan keracunan berasal dari pedagang di luar kantin sekolah. Menurutnya, tidak ada pedagang yang menjual jajanan siap saji di luar sekolah. Ia menegaskan bahwa pedagang yang ada di sekitar SD Wuluh 1 telah tertata rapi dan diatur oleh paguyuban, seperti PKL Guyub Rukun di Kesamben.

“Pedagang di Kesamben selalu tertata dengan rapi. Setiap SD memiliki pedagang yang sudah disepakati, dan tidak ada pedagang luar yang bisa masuk tanpa izin,” ungkap Fatah.

Fatah juga menilai bahwa tuduhan yang diarahkan kepada PKL sangat tidak adil. “Kami merasa dituduh tanpa bukti yang jelas. Bahkan, menurut informasi yang kami terima, makanan yang menyebabkan keracunan berasal dari kantin sekolah, bukan dari PKL luar,” jelasnya.

Sebagai langkah selanjutnya, Fatah mengungkapkan rencananya untuk mengadakan pertemuan dengan para pedagang di Kesamben pada hari Minggu mendatang untuk membahas masalah ini. Ia juga mengancam akan menggelar aksi untuk menuntut agar pihak sekolah dan dinas pendidikan tidak menyalahkan PKL dalam kasus ini.

“Kami akan melakukan aksi ke Dinas Pendidikan Jombang untuk meminta penanganan yang tepat terhadap masalah ini,” ujar Fatah.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa masalah ini harus segera ditangani oleh dinas pendidikan dan pihak berwenang. “Jika memang ada kesalahan dari kantin sekolah, tutup saja kantinnya. Jangan sampai kami yang menjadi kambing hitam dalam kejadian ini,” pungkas Fatah.

Sementara Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang. Wor Windari saat di konfirmasi via telpon pada Jumat (21/2/2025) tidak ada jawaban.

Berita Terkait