MOJOWARNO, KabarJombang.com – Safa’at (49) dan Sri Istuningati (48), pasangan suami istri (Pasutri) yang berujung tragedi berdarah hingga menyebabkan istinya meninggal dan salah satu anak lelakinya luka cukup parah, dikenal warga sekitar sangat tertutup dan pendiam.
Hal ini diungkap Ketua RT di Dusun Ngenden, Desa Rejoslamet, Kecamatan Mojowarno, Jombang, Amining (68). Dikatakannya, Safa’at berada di rumahnya sekitar 3 bulan lalu. Ia pulang bekerja dari Amerika.
Selama di rumahnya, kata Amining, Safa’at diketahuinya datang ke musala hanya sekali lantaran Syafa’at dilarang keluar rumah oleh istrinya (korban).
“Nggak oleh sesrawung mbek tonggo, misale bojone mari ngomong ambek aku, ngkok teko omah geger, (Jawa: nggak boleh berhubungan dengan tetangga. Misalkan suaminya ngobrol dengan saya, nanti sampai rumah, bertengkar,” tutur Amining, Sabtu (1/8/2020).
Menurutnya, rupanya ada maksud dibalik tidak dibolehkannya suaminya keluar rumah oleh Sri Istuningati. “Ya mungkin agar tidak mendapatkan omongan kurang baik dari tetangga,” sambungnya.
Sebelum insiden pembunuhan itu terjadi, lanjut Amining, Istuningati sempat meminta pertimbangan kepadanya selaku pak RT, di musala belakang rumahnya. Namun, korban menundanya, lantaran takut ada tetangga yang tahu.
Hal serupa pun dilakukan Safa’at. Amining juga mengatakan jika pelaku juga berniat membicarakan urusan rumah tangganya kepadanya, namun belum pernah terjadi. Mereka batal bertemu hingga peristiwa tersebut terjadi.
Sementara Kasian (52) tetangga korban mengatakan, keseharian Pasutri ini biasa-biasa saja. Tiap harinya, pasutri ini berjualan di rumahnya. “Kadang-kadang memang ada cekcok. Satu hari dua hari ada cekcok,” tuturnya.
Disinggung keharmonisan rumah tangga, Kasian mengaku kurang mengetahui urusan yang dihadapi tetangganya itu. Kasian mengatakan, sebelum suaminya pulang dari Amerika, rumah tangganya baik-baik saja.
“Begitu suaminya pulang sering cekcok. Tapi saya kurang tahu masalah apa hingga terjadi cekcok. Kalau dengan tetangga, baik kok,” sambung Kasian.
Pasca peristiwa tersebut, saat ini di rumah korban terpasang Police Line. Sementara Safa’at, pelaku sekaligus suami korban, masih dalam penanganan polisi pasca menyerahkan diri ke Polsek Mojowarno, sesaat setelah tega menggorok Sri Istuningati, istrinya.
Sedangkan Romli (63) adik korban mengatakan, jenzah kakaknya masih berada di RSUD Jombang untuk kepentingan autopsi. “Saat ini keluarga masih menunggu. Untuk kegiatan tahlilan dilakukan di rumah saudara yang tidak begitu jauh dari rumah almarhum,” tuturnya.
Disinggung keseharian korban, Romli mengaku tidak tahu, karena jarak rumahnya terpaut cukup jauh. (CW-2)
Baca Sebelumnya: Kerja 9 Tahun di Amerika Tak Lihat Hasil, Suami di Rejoslamet Tuding Istinya Punya PIL