KABARJOMBANG.COM – Pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi milik negara, diyakini akan mendukung upaya penguatan ketahanan energi nasional.
Keyakinan ini, tertuang dari hasil Seminar Nasional yang mengangkat tema “Kelancaran Operasi Hulu Migas dan Dampaknya Bagi Ketahanan Energi Nasional” yang digelar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Kamis (30/8/2018).
Sejumlah narasumber hadir dalam seminar ini, diantaranya Bambang Handoko dari Lapindo Brantas Inc, dan Handoko Teguh dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Jawa Timur. Seminar dipandu Novy Setia Yunas, salah satu Dosen Fisipol Undar.
Para narasumber menyoroti adanya kebutuhan energi di Indonesia yang jumlahnya cukup besar. Ketahanan energi akan bisa diwujudkan jika masyarakat dan seluruh stakeholder memahami akan pentingnya kebutuhan energi bagi Indonesia.
“Posisi ketahanan energi Indonesia semakin merosot dalam beberapa tahun terakhir. Penyebabnya, ada ketidak-seimbangan laju antar ketersediaan energi dengan kebutuhan,” kata Yunas, saat membuka acara seminar, di Aula Pascasarjana.
Bambang Handoko dari Lapindo Brantas Inc mengatakan, persoalan hulu migas, saat ini memang perlu didukung oleh seluruh pihak. Pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi milik negara, tidak lain demi memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
“Kami harap dari seminar ini, ada knowledge industri hulu migas, dengan tujuan agar dapat memberikan wawasan industri hulu migas kepada para akademisi sebagai edukasi,” ujar Bambang Handoko, di depan peserta seminar yang didominasi mahasiswa dan civitas akademika ini.
Bambang menambahkan, Lapindo Brantas Inc, selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam membangun kemandirian energi migas, akan terus mendukung penuh kegiatan ini. Sebab, kegiatan eksplorasi yang dihasilkan tidak hanya gas saja, namun mineral dan yodium.
“Dengan adanya eksplorasi diharapkan ada multiplierr effect pada perusahaan-perusahaan lainnya yang mampu menunjang perekonomian. Lapindo Brantas di Sidoarjo juga telah mengaliri jaringan gas ke rumah-rumah warga di Sidoarjo, yang jumlahnya mencapai 10 ribu lebih,” jelas Bambang.
Sementara itu, Handoko Teguh dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Jawa Timur, sempat menjelaskan kronologis semburan lumpur sidoarjo yang berada di Porong, Sidoarjo. Dalam penelitian, semburan itu terjadi karena efek dari bencana gempa Yogyakarta yang terjadi pada dua hari sebelumnya.
“Gempa itu pengaruhnya pada titik suhu tanah, walaupun jaraknya berjauhan. Titik suhu panas ini ada di Gunung Merapi, Madura, Sidoarjo, Gunung Penanggungan, Tuban, dan Bojonegoro, dan lainnya. Setelah penelitian dilakukan pun, material yang keluar dari lumpur ini positif sama dengan material yang ada di gunung berapi,” terang Handoko.
Dalam ujung sesi seminar, sejumlah peserta sempat mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Salah satu dosen yang hadir, sempat menanyakan cara Lapindo Brantas merangkul masyarakat dan civitas akademika lokal.
Menanggapi pertanyaan ini, pihak Lapindo menyebut akan menjalin kerjasama dengan civitas akademika melalui riset atau penelitian untuk penunjang proses pembelajaran di perguruan tinggi, hingga membuka peluang bagi mahasiswa yang ingin melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ataupun magang.
Muhid Maksum, Dosen Fisip Undar yang juga Ketua Panitia Pelaksana memberikan testimoni bahwa kehadiran Lapindo Brantas di Kabupaten Jombang yang bertujuan untuk melakukan eksplorasi Migas tidak dapat dicegah, karena hal itu merupakan kepentingan nasional.
“Tentunya, sangat bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu, tugas kami dari akademisi adalah mendukung penuh kegiatan ini agar tercapainya tujuan pengeboran migas di Jombang,” tutup Muhid Maksum. (dayat/kj)