Kasus Mutilasi di Jombang, Identitas Korban dan Pelaku Masih Belum Jelas

Konferensi pers kasus korban mutilasi di Mapolres Jombang. (Anggit).
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Kasus korban mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, hingga kini masih menyisakan tanda tanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Jumat (4/8/2023) malam, seorang warga menemukan dua karung yang tergeletak di tepian sungai, berisi potongan tubuh manusia yang diduga korban mutilasi.

Baca Juga

Potongan tubuh yang ada di salah satu karung juga menjulur keluar, sehingga mudah untuk diketahui. Kejadian itu membuat geger masyarakat Jombang, polisi pun bergerak membongkar kasus ini.

Namun, sampai Kamis (10/8/2023) belum ada lagi informasi lanjutan dari kasus ini. Potongan tubuh yang hilang yakni bagian kepala dan organ tubuh bagian dalam juga belum ditemukan.

Kepala Desa Japanan, Junaidi Catur Wicaksono mengatakan, dua karung berisi potongan tubuh manusia itu ditemukan pencari ikan yang tengah memancing ikan di lokasi tersebut sekitar pukul 21.00 WIB.

Kapolsek Mojowarno, AKP Pranan Edi saat dikonfirmasi mengatakan, potongan tubuh yang ditemukan di dekat sungai di Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, belum diketahui identitas jenis kelaminnya.

Titik terang kasus ini mulai terungkap, usai polisi mempublikasikan identitas pemilik potongan tubuh yang terbungkus karung di Jombang diduga korban mutilasi.

Setelah proses otopsi, kini pihak kepolisian Polres Jombang, mengungkap ciri-ciri jasad korban tersebut melalui otopsi.

Kapolres Jombang, AKBP Eko Bagus Riyadi melalui Wakapolres Jombang, Kompol Hari Kurniawan mengatakan, proses otopsi tuntas digelar tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri di RSUD Jombang pada Sabtu (05/08/2023) sore.

Dari hasil otopsi itu, terungkap ciri-ciri korban merupakan perempuan berusia sekitar 25-50 tahun. Tinggi badan antara 145-158 cm dengan rambut hitam halus panjang 33 cm. Sedangkan, bagian jempol kaki kanan pecah-pecah dan telapak kaki pecah-pecah.

“Perawakan korban berpostur kecil, tidak gemuk,” terangnya, Minggu (06/08/2023).

Diketahui juga, jasad korban mutilasi diduga dianiaya sebelum tewas. Hal tersebut terungkap setelah jasad korban mutilasi tersebut dilakukan otopsi di ruang jenazah RSUD Jombang.

AKP Kasatreskrim Polres Jombang, Aldo Febrianto mengatakan, ada sayatan di jasad korban. Sayatan tersebut ada di dada dan kaki korban. Lebih jelas, dokter forensik yang melakukan otopsi pada jasad korban mematikan jika luka sayatan tersebut didapat korban saat masih hidup.

Kasus temuan potongan tubuh diduga korban mutilasi di Jombang ini juga sudah naik ke tahap penyidikan.

“Untuk tahap penyelidikan dari kasus temuan potongan tubuh diduga korban mutilasi ini, baru saja kita naikkan ke tahap gelar perkara penyidikan dan para saksi-saksi tersebut akan kita periksa kembali,” ucap, Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Aldo Febrianto, saat Konferensi Pers di Mapolres Jombang pada Senin (7/8/2023).

Selain itu, pihak kepolisian juga mengatakan dari pemeriksaan saksi, ada satu saksi yang melihat mobil mencurigakan di sekitar lokasi sebelum dua karung potongan tubuh ditemukan.

“Hasil pemeriksaan saksi-saksi, memang beberapa saksi telah kami lakukan pemeriksaan, seperti Kepala Desa, pak Sunawan, selaku orang yang pertama kali menemukan potongan kaki yang keluar dari dalam karung,” ucapnya, Senin (7/8/2023).

Menurut keterangan dokter forensik, tidak ditemukan isi perut. Diduga pelaku telah mengeluarkan isi perut setelah korban meninggal.

“Jadi ada dua, organ tubuh bagian atas habis karena pembusukan dan organ tubuh bagian bawah itu kosong. Kosong artinya sudah tidak ada saat potongan tubuh ditemukan,” ungkapnya.

AKP Aldo menjelaskan, bagian tubuh tersisa selain yang ditemukan di dalam karung yakni tulang rusuk. Namun tidak utuh dan tulang bagian belakang.

Sementara, semua organ tubuh bagian bawah sudah tidak ada saat potongan tubuh ditemukan.

“Karena saat potongan tubuh ditemukan, hanya ada dua karung berisi potongan tubuh dan tidak ada bekas pakaian,” ujarnya.

Polisi juga telah mengirimkan sampel tulang korban ke Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim. Tujuannya untuk dilakukan tes DNA atau tes genetik jika ada masyarakat yang melaporkan kehilangan anggota keluarga.

“Kami kerja sama dengan Labfor Polda Jatim, kami kirimkan sampel tulang korban. Siapa tahu ada warga yang keluarganya hilang, dapat tes DNA di Labfor Polda Jatim,” ucapnya, Selasa (8/8/2023).

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait