SUMOBITO, KabarJombang.com – Di balik wajan panas dan adonan cireng yang mereka olah setiap pagi, tersimpan mimpi besar yang selama 13 tahun dipeluk erat oleh dua perempuan bersaudara asal Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Tahun ini, Solihati (59) dan kakaknya, Nanik Hariyati (63), akhirnya akan menunaikan ibadah haji.
Sejak 2010, keduanya menjalani rutinitas yang sederhana namun penuh perjuangan. Dari dapur mungil rumah mereka, mereka mengolah 5 hingga 10 kilogram tepung aci setiap hari menjadi ratusan cireng. Makanan ringan itu mereka goreng, kemas, lalu distribusikan ke berbagai warung, toko jajanan, hingga kantin sekolah. Semua dilakukan dengan tangan mereka sendiri, terkadang dibantu sepeda ontel tua yang setia menemani.
“Awalnya kami hanya ingin membantu dapur, tapi saya sudah lama menyimpan niat naik haji,” ungkap Solihati dengan mata berkaca-kaca.
Keinginan berhaji sebenarnya sudah muncul sejak 2008. Namun karena keterbatasan ekonomi, baru pada 2012 mereka bisa mendaftar sebagai calon jemaah haji. Sejak itu, sebagian dari hasil penjualan cireng mereka sisihkan untuk tabungan haji. Mereka tidak pernah mengambil utang atau menerima bantuan. Semua murni dari hasil kerja keras mereka sehari-hari.
“Kadang cireng laku, kadang tidak. Tapi kami yakin, kalau niatnya baik dan sabar, Tuhan pasti bukakan jalan,” tambah Nanik dengan tenang.
Kini, di tahun 2025, penantian itu berbuah manis. Solihati dan Nanik akan berangkat ke Tanah Suci bersama Kloter 9 asal Jombang, pada 6 Mei mendatang. Keduanya telah mempersiapkan perlengkapan haji dengan penuh antusias dan harapan.
“Kami hanya ingin menjadi tamu Allah yang baik. Mohon doanya agar kami sehat, lancar menjalankan ibadah, dan pulang menjadi haji mabrur,” harapnya.
Kisah dua penjual cireng ini menjadi inspirasi bahwa niat tulus, ketekunan, dan kesabaran bisa mengalahkan segala keterbatasan. Dari balik penggorengan, mereka membuktikan bahwa mimpi suci bisa diraih dengan tangan sendiri.