KABARJOMBANG.COM – Dampak putusnya jembatan penghubung Desa Pucangsimo dengan Desa/Kecamatan Bandarkedung Mulyo, mulai dirasakan warga setempat. Pasalnya, jalur tersebut merupakan akses menuju persawahan di wilayah tersebut, karena posisi perkampungan dengan sawah milik warga berada di seberang sungai.
Anis Widiastuti (37), warga setempat mengatakan, dengan putusnya jembatan tersebut, petani Desa Pucangsimo terpaksa menggunakan jalur lain dengan memutar, sekitar berjarak tempuh lebih dari 1 kilometer.
“Jadi susah. Apalagi petani. sawahnya di sebelah utara (sungai), sementara rumahnya di selatan. Terpaksa memutar, lumayan jauh” ujar di lokasi.
Tak hanya petani, anak-anak juga harus memutar jalur hingga 3 kilometer akibat jembatan Pucangsimo yang putus karena luapan air sungai Konto di desa tersebut, pada Jum’at (13/1/2016) dini hari lalu.
Kesulitan lain dirasakan oleh warga Desa Pucangsimo saat hendak memakamkan warga yang meninggal dunia. Sebab lokasi pemakaman umum berada di seberang sungai yang jembatannya terputus. “Kalau ada warga yang meninggal ya susah juga, muter dulu kesana,” sambungnya.
Sementara itu, jembatan utama yang melintasi sungai konto dan saat ini menjadi jalur utama warga Pucangsimo ke beberapa desa juga terancam rusak. Kondisi jembatan mulai mengkhawatirkan.
“Mudah-mudahan saja tidak sampai terputus. Kalau yang itu (jembatan yang saat ini dipakai) terputus, akses masyarakat ke desa lain jadi semakin jauh,” kata Ahmad (41), warga setempat.
Menurutnya, kondisi sungai konto di Desa Pucangsimo memerlukan penanganan mendesak. Sebab, bibir sungai terus tergerus oleh air sungai. Bantaran sungai konto terus berkurang sebab terus menerus menggerus tanah pada bibir sungai, selama musim hujan ini.
“Kita lihat tanggul-tanggul juga rusak. Kalau ini tidak segera diperbaiki, bisa membahayakan,” ujarnya. (aan)