Jalan di Desa Mlaras Sumobito Jombang Rusak Parah Dikeluhkan Warga, Pemdes: Sudah Pernah Diperbaiki, Tapi Rusak Lagi

Foto : Kondisi jalan penghubung Dusun Mlaras Selatan, Desa Mlaras dengan Dusun Kemiri, Desa Segodorejo, Kecamatan Sumobito, Jombang yang rusak. (Kevin Nizar)
  • Whatsapp

SUMOBITO, KabarJombang.com – Warga Desa Mlaras dan Segodorejo, Kecamatan Sumobito, Jombang, mengeluhkan kondisi jalan rusak parah yang menghubungkan dua dusun yakni Dusun Mlaras Selatan dan Dusun Kemiri.

Jalan sepanjang sekitar 800 meter itu kini kondisinya sebagian rusak berat dan sebagian rusak biasa akibat banjir yang membahayakan pengguna, terutama ibu-ibu dan warga yang melintasi pada pagi hari menuju pasar.

Baca Juga

Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa jalan tersebut menjadi akses utama masyarakat menuju pasar dan sawah. Namun sejak banjir besar beberapa waktu lalu, jalan yang melintasi hamparan sawah itu rusak berat dan bahkan sempat menyebabkan sejumlah warga terjatuh.

“Jalannya sekarang hancur setelah banjir kemarin. Sawah di kiri kanan juga terdampak, tanaman padi banyak yang rusak. Sekarang untuk ke pasar saja susah karena akses utama ini rusak berat,” ujarnya, Kamis (12/6/2025).

Menurut warga, kerusakan parah terjadi di sepanjang 500 meter, dengan sekitar 300 meter lainnya mengalami kerusakan sedang. Bahkan, akibat tertutup air saat banjir, lubang-lubang besar di jalan tidak terlihat, sehingga sejumlah warga dikabarkan terjatuh. Meski begitu, tidak ada laporan resmi terkait korban luka.

“Kira-kira sudah 3 tahun ini jalan tersebut belum pernah dibangun dan disentuh sama sekali. Dan kalau ini dibiarkan kasihan warga dan para pengguna jalan yang melintasi ini. Jangan sampai ada korban-korban lainya,” keluh narasumber tersebut.

Selain berdampak pada akses jalan, banjir kemarin yang melanda desa tersebut juga turut mempengaruhi hasil panen. Para petani yang biasanya bisa memanen hingga 10 ton, kini hanya memperoleh 6–7 ton karena bulir padi banyak yang kosong (gabuk).

Warga berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki jalan sebelum terjadi korban yang lebih serius. Mereka juga menyayangkan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap kondisi infrastruktur pedesaan, terutama saat terjadi bencana.

“Yang kami harapkan sebenarnya sederhana, cukup ada perhatian dari pemerintah. Kalau pejabat datang saja, warga sudah senang. Tapi sampai sekarang belum pernah ada dari pemkab yang meninjau langsung ke sini,” tambahnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Sekretaris Desa Mlaras, Eko, saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa jalan tersebut merupakan jalan desa, namun dulunya dibangun sebagai akses perbantuan bagi petani menuju sawah. Ia juga membantah jika dikatakan jalan tersebut tidak pernah tersentuh pembangunan.

“Itu bukan jalan yang tidak pernah dibangun bahkan kami sudah berusaha untuk paving. Kerusakan sekarang murni karena banjir, bukan karena dibiarkan,” jelas Eko.

Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya jalan tersebut sudah sempat dipalang untuk mencegah warga melintasi saat banjir, namun tetap ada yang nekat melintas hingga menyebabkan jatuh.

Terkait perbaikan, Eko menyebut bahwa ada rencana dari desa, tetapi realisasinya tergantung pada ketersediaan dana. Ia juga menjelaskan bahwa status jalan tersebut masih belum tercatat sebagai jalan kabupaten, sehingga belum bisa diambil alih pengelolaannya oleh pemerintah kabupaten.

“Sebenarnya itu jalan bantuan, penghubung antara dua desa. Kalau sudah tercatat sebagai jalan penghubung antar desa di kabupaten, mungkin bisa diperbaiki secara lebih maksimal dan Pemkab berhak untuk bisa memperbaiki,” tambahnya.

Meski begitu, pihak desa mengaku terus berusaha melakukan perbaikan sebatas kemampuan, mengingat prioritas pembangunan desa lebih diarahkan ke wilayah jalan atau infrastruktur dekat permukiman yang langsung bersentuhan dengan kehidupan warga sehari-hari.

 

Berita Terkait