JOMBANG, KabarJombang.com – Memasuki hari kelima proses pencarian Angga Septa Sugiono (14), remaja yang tenggelam di Dam Jetis, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, masih belum membuahkan hasil.
Kondisi ini, membuat warganet turut mendoakan, agar korban tenggelam segera ditemukan. Seperti akun Rofi Jaya yang mengunggah foto korban di grup Facebook Kabare Mojoagung SAE, sehari lalu.
“Le tole pulanglah ibumu mencarimu muga2 besok Angga pulang sendiri dalam keadaan sehat wal afiat,” tulis akun ini melengkapi unggahan foto korban.
Ada lagi dari akun Imam Syamsudin, namun komentarnya mengarah pada hal mistis. Akun ini menyarankan proses pencarian melalui adat Jawa disertai ritual, asalkan tidak mengarah pada syirik. Lengkap dengan tata cara ritualnya.
Dikatakannya, bila ada orang tenggelam, pertanda dibawa makhluk halus atau diminta sebagai tumbal.
“Caranya.. Cr janur .. Kembang 7 rupa Telur jawa satu, Ksh beras kuning, Taruh d kain d buntel, Kasih bj ksayangan anak itu. Terus ksh tulisan arab asmaul husna, Surat alfatekha….sebut nm anak tersebut. Dalam tulisan kertas itu…Jgn lupa orang tuanya…Sungkem dateng mbh e seng babah Deso mriku ..kale seng jogo kali niku Yuon tolong bantu putune seng ical niku. Ben cpt kondor…. Setelah itu buang.. sesajen niku dateng kali. Seng anak e pas posisi mandi d situ Itu sarat untuk pemganti Anak tersebut yg hilang biar cpt pulang,” komentarnya di postingan milik akun Rofi Jaya.
Selain itu, ia juga menyarankan opsi kedua, yakni mengirimkan doa atau tahlil di rumah duka, selayaknya tahlilan seperti orang meninggal.
“Nmya usaha segala apapun kita lakukan.. Yg penting tdk meyimpang dgn agama. Bismilla moga lekas pulang dek Keluarga sayank kmu semuanya Sedang menunggumu d rmh amin,” imbuhnya pada komentar Facebook.
Selain akun Imam Syamsudin, sebuah postingan milik Nanank yang diunggah 4 jam lalu dengan like 497 dan 143 komentar, juga banjir komentar mistis. Salah satunya berasal dari akun bernama Fania.
Fania menceritakan jika disungai dekat rumahnya sering terjadi orang kalap (tenggelam). Usaha tahlilan dilakukan pun masih belum ditemukan katanya. Fania menurutkan bahwa juru kunci sungai meminta untuk menanggap jaranan.
“…… juru kuncen kali nya sndiri ngmng suruh nanggap no jaranan, akhir e ketemu, tapi dlm waktu 7hr baru ketemu dan ketemu nya juga ga di mana” ttep di tempat org itu jatuh. Entah lah kok bisa, tapi memang itu kenyataan nya. Syirik atau enggak aku jga gak tau, tp memang benar gitu. Nk menurut ku angga ini mungkin bisa jd juga di sembunyikan di dam situ. Karena percaya atau enggak setiap sungai mesti ada yg nunggu,” tulisnya dalam kolom komentar.
Terpisah, informasi pencarian bocah tenggelam di hari kelima masih terus dilakukan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang.
“Hari ini pencarian konsentrasi di lokasi kejadian atau check point, atas permintaan keluarga korban. Jadi meng clear kan TKM dengan menggunakan dua perahu karet,” ungkap Ari Ridayanto, personil BPBD.
Pihaknya menuturkan proses pencarian akan dilakukan selama 7 hari. Hanya saja, hingga memasuki hari kelima, bocah tenggelam tersebut belum diketemukan.
“Sampai 7 hari proses pencariannya. itupun bukan ditutup permanen, melainkan dihentikan sementara sambil menunggu proses evaluasi dan tanda-tanda di lokasi,” pungkasnya.