KABARJOMBANG.COM – Naiknya sejumlah bahan pokok menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, membuat harga pangan semakin meningkat. Seperti yang terlihat di kawasan Pasar Pon Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Di pasar ini, harga ayam mengalami kenaikan hingga 10 persen. Dari harga sebelumnya, per kilogram harga ayam hanya Rp 28 ribu, saat ini sudah mencapai Rp 30 ribu per kilo. “Kenaikan ayam saat ini mencapai Rp 2 ribu per kilo,” terang Hari salah satu pedagang ayam.
Kenaikan itu, ternyata berbanding terbalik bagi peternak ayam di Kota Santri. Betapa tidak, meski harga daging ayam di pasaran sudah mengalami kenaiakan. Namun, kenyataan di tingkat peternak, harga ayam masih dengan harga yang sama.
“Di peternak, harga ayam saat ini hanya Rp 17,5 ribu per kilogram. Bahkan pada Januari hingga April 2017, kita harus merugi, karena harga per kilogram dari kami (peternak,red) hanya Rp 15,5 ribu hingga Rp 16,5 ribu,” terang Warsubi, peternak ayam potong asal Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang.
Menurutnya, naiknya harga daging ayam di pasaran, akibat panjangnya mata rantai pendistribusian daging ayam. Sebab, jika dilihat dalam penjualannya kini dari peternak masih ditampung pengepul. Kemudian baru ke pemotong, dan terakhir baru pedagang pengecer di pasar.
“Wajar saja masing-masing mengambil untung, hingga akhirnya menjadi mahal. Tapi peternak tidak bisa mengambil untung lebih besar,” terangnya.
Meski begitu, dirinya mengaku masih memiliki keuntungan dari penjualan ayam. Namun, pihaknya mengaku tidak bisa menaikkan harga jual ayam begitu saja. Sebab, jika dari peternak dinaikkan, maka akan berdampak pada harga di pasaran.
“Jika harga daging di pasaran masih dibawah Rp 30 per kilogram. Artinya harga itu masih normal. Tapi jika diatas itu, maka itu bisa dianggap tidak wajar. Apalagi, saat ini harga jual ayam ditingkat peternak hanya Rp 17,500 per kilo. Kita hanya untung Rp 1.000 dari penjualan itu,” pungkasnya. (aan/kj)