KABARJOMBANG.COM – Wajah memerah dan nada bicara tinggi, begitulah ekspresi Penjabat Sementara Bupati Jombang, Setiajit, saat mengetahui adanya selisih harga Sembako dalam operasi pasar yang digelar Bulog di Pasar Pon, Kelurahan Kaliwungu, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (28/5/2018).
Ia marah, karena banyaknya selisih harga yang terjadi pada operasi pasar yang dilakukan Bulog, dengan menggunakan mobil pick up ini. Pasalnya, ia menilai harga di pasar jauh lebih murah daripada harga sembako yang dijual Bulog melalui operasi pasar.
Harga gula misalnya, di tingkat pasar, gula pasir berukuran 1 kilogram hanya berkisar sekitar Rp 10.500. Namun, pada operasi pasar yang dilakukan Bulog, justru harganya lebih mahal, yakni mencapai Rp. 12.500 per kilogramnya.
“Saya minta agar Bulog tidak turun. Karena nanti malah bisa merusak harga pasar. Sebab, nanti pedagang pasar bisa-bisa justru menyesuaikan harga Bulog. Jadi, ini tidak perlu ada operasi pasar karena harganya masih bagus,” kata Setiajit, Pjs Bupati Jombang.
Selain itu, untuk harga beras jenis sedang, di Bulog dijual dengan harga Rp 8.600 per kilogram. Nah, di pasar justru hanya berharga Rp 8.000 perkilogram. Atau selisih Rp 600 lebih mahal ketimbang harga pasar.
“Jadi harganya sungguh jauh diatas pasar. Ini mahal, akan merusak harga pasar. Jadi, saya kira saat ini tidak butuh operasi pasar,” tegasnya. (ari/kj)