Eskavasi Situs Pandegong Jombang, Penampakan Struktur Candi Diperkirakan 70 Persen

Tampak eskavasi hari ke-10 atau terakhir di Situs Pandegong, Dusun Kwasen, Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Jombang. (M Faiz).
  • Whatsapp

MOJOWARNO, KabarJombang.com Dihari ke sepuluh atau hari terakhir proses pekerjaan eskavasi situs Pandegong, di Menganto, Mojowarno, Jombang. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa timur mampu menampakkan struktur pada candi tersebut.

Pamong BPCB Jatim, Albertus Agung Vidi Susanto mengatakan, pekerjaan untuk menampakkan struktur dan denah pada situs Pandegong tersebut diperkirakan sudah mencapai 70 persen.

Baca Juga

” Sekitar 70 persen itu kita sudah bisa menampakkan dimensi dari candi ini. Dari sisi barat 7,8, sama dengan dari sisi sebelah timur. Jadi bangunan ini diketahui menghadap ke arah barat,” ujarnya kepada awak media, Minggu (21/11/2021).

Selain struktur, ia menjelaskan jika sudah menemukan dan mengamankan barang-barang temuan yang bersejarah pada bangunan tersebut. Mulai dari yoni, fragmen arca, hingga pecahan keramik dan gerabah.

“Fragmen arca itu ada dua, yaitu Arca Nandiswara dan pasangannya yakni Arca Mahakala. Dan kemarin itu ditemukan lagi struktur di bagian barat candi ini. Akan tetapi hanya tinggal satu lapis,” jelasnya saat ditemui di lokasi eskavasi.

Dari hasil eskavasi yang dilakukan dalam waktu 10 hari, pria yang kerap disapa Vidi itu menerangkan jika berdasarkan dari penemuan barang dan penampakan candi. Diduga bangunan tersebut dahulunya sebagai tempat pemujaan umat di masa Hindu.

“Tapi yang dipuja bukan strukturnya, tapi ada sesuatu yang dipuja pada bangunan ini. Karena dari arah bangunan ini menghadap ke siwa, kalau diperkirakan dari barang-barang yang sudah kami temukan,” tuturnya.

Sementara untuk kepastian bangunan tersebut merupakan salah satu bangunan dimasa jaman dahulu, pihaknya mengaku jika masih belum mengetahui. Namun diduga sementara, ia mengatakan jika bangunan di situs Pandegong tersebut sudah ada sebelum kerajaan Majapahit.

“Terkait itu masih belum kita ketahui benar. Tapi untuk sementara ini, dari kaki-kaki candi yang mulai tampak ini, bangunan tersebut diperkirakan sudah ada sebelum kerajaan Majapahit. Tapi tidak ada dalam catatan Belanda,” katanya.

BPCB Jatim memperkirakan jika dalam bangunan itu, masih ada beberapa fragmen arca yang tertimbun. Kendati demikian, dari petugas eskavasi masih belum bisa memastikan berapa jumlah fragmen arca yang masih belum ditemukan.

Hal ini disampaikan Pamong Ahli Pertama BPCB Jatim, Andi Muhammad Said. Dalam penjelasannya menyampaikan, jika proses eskavasi situs Pandegong butuh untuk dilakukan tahap lanjutan.

“Karena dengan hasil penemuan dan apa yang sudah kami tampakkan ini, justru bangunan ini diperkirakan bangunan yang besar dan luas. Tapi kalau soal berapa arca yang masih tertimbun itu, kami tidak bisa menduga duga. Namun biasanya ada di setiap sudutnya,” tuturnya.

Kemudian melihat dari hasil eskavasi itu, menurut Sa’id, kerusakan badan candi diperkirakan sekitar 50 persen. Karena sebelumnya menuturkan jika kendala selama tahap eskavasi yakni, terdapat beberapa pohon besar di kawasan situs tersebut.

“Jadi harus hati-hati, kalau sembarangan kan takut merusak bangunan. Nah akar-akar dari pohon itu sampai ke badan candi,” katanya.

Guna mengamankan bangunan yang sudah dilakukan eskavasi tersebut, Said berupaya agar pemerintah desa setempat bisa memberikan keamanan pada bangunan tersebut. Karena menurutnya, kemungkinan akan ada eskavasi lanjutan.

“Ini bahaya kalau pas musim hujan begini, bisa-bisa rusak. Maka dari itu setidaknya diberikan atap, dan garis pembatas bagi warga yang akan berkunjung ke situs ini,” katanya saat ditemui.

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Menganto, Yunus Ardiansyah mengatakan siap untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan pada bangunan tersebut. Pihaknya mengaku akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu, bersama masyarakat setempat.

“Sudah kami pastikan kalau setelah pembersihan ini akan dilakukan pengamanan. Akan diberi atap dan pagar, kemungkinan juga penjaga secara bergantian,” paparnya.

Yunus berharap terhadap masyarakat setempat, agar bisa menjaga bersama bangunan Candi tersebut. Selain itu bisa menghormati leluhur yang diduga menjadi sosok pembabat alas desa setempat.

“Hari ini kami melakukan syukuran dulu lah begitu. Kalau kedepannya masih rencana, kalau nanti eskavasi ini sudah selesai dan terlihat hasil terakhirnya, akan kami buatkan kawasan ini sebagai wisata desa,” imbuhnya memungkasi.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait