JOMBANG, KabarJombang.com – Sebanyak enam kecamatan berpotensi mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Ini terjadi, seiring masuknya puncak musim kemarau yang terjadi pada Bulan Agustus 2020 ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang menyebut, enam kecamatan itu di antaranya, Kabuh, Ngusikan, Plandaan, Wonosalam, Mojoagung dan Kecamatan Bareng.
Meski begitu, berdasarkan catatan BPBD Jombang, hingga saat ini, belum ada laporan kekeringan maupun kekurangan air dari desa-desa di Kabupaten Jombang.
“Akan tetapi kemarau (tahun ini), beda dengan kemarau-kemarau sebelumnya. Ini kemarau masih basah. Jadi puncak kemarau basah artinya masih ada hujan,” ujar Gunadi, Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang.
Gunadi menuturkan, enam kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan dan krisis air bersih itu merupakan daerah langganan, lantaran faktor geografis atau letak wilayahnya. Setiap tahun wilayah tersebut selalu dikirim pasokan air bersih oleh petugas.
“Saat ini belum ada laporan. Toh nanti kalau memang ada laporan, surat datang, kami langsung bertindak. Namun, sampai saat ini belum ada laporan kekeringan terkait dengan musim kemarau,” jelas Gunadi.
Meski begitu, kata Gunadi, BPBD Jombang tetap menyiapkan sejumlah armada mobil pengangkut air bersih jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Selain itu, sejauh ini Pemkab setempat sudah mempersiapkan beberapa hal terkait penyediaan air bersih seperti pembuatan sejumlah sumur bor.
“Kami bekerjasama dengan Dinas PUPR dan Perkim, dalam hal ini untuk penyediaan sumur bor. Ini sudah dikerjakan. Untuk antisipasinya, ada 3 armada yang kami punya, 1 armada memiliki kapasitas 5000 liter. Sedangkan dari PDAM ada 2 (armada) serta satu mobil tangki yang ditawarkan RAPI kepada kami,” pungkasnya.