KABARJOMBANG.COM – Meski sudah direnovasi, Pasar Tembelang masih tak berubah seperti sebelumnya. Padahal, anggaran sebesar Rp 1 Miliar lebih sudah dikucurkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang untuk pembangunan pasar yang kini berganti nama menjadi Pasar Ngrawan tersebut. Otomatis, minimnya peminat warga di pasar yang berada di pinggir jalan ini, berdampak pada pedagang pasar.
Seperti yang diungkapkan Yasin (55) salah satu pemilik lapak di pasar tersebut. Menurutnya, hingga kini, masih ada sekitar 117 lapak yang mengalami kekosongan. Sebab, meski ada pedagang yang mencoba berdagang di lapak pasar, namun mereka kembali tak berjualan.
“Sempat ada pedagang dari daerah luar Kecamatan Tembelang yang mencoba berdagang disini. Namun, karena sepi pembeli akhirnya mereka tak berjualan lagi. Padahal di pasar tersebut, ada 120 lapak,” kata Yasin ditemui di lokasi, Sabtu (25/3/2017).
Akibatnya, jika kondisi tersebut terus terjadi, diprediksi bangunan pasar yang masih terlihat kokoh bakal tak terawat dan sia-sia begitu saja. Betapa tidak, minimnya minat pedagang untuk membuka lapak di pasar Ngrawan memastikan lapak-lapak yang tersedia tidak akan terawat semestinya. Berbeda jika tiap lapak dihuni pedagang, bisa dipastikan lapak yang terbuat dari keramik itu akan terawat.
“Ya, kini lapaknya yang terisi hanya sekitar 4 sampai 5 orang saja. Dan yang terisi hanya 12 toko disamping lapak,” terang Maksulin (56) pedagang lain di pasar.
Minimnya retribusi pasar juga tak mampu menarik peminat pedagang baru untuk mengisi kekosongan lapak. Padahal, per lapak hanya ditarik retribusi Rp 600 per hari, sementara retribusi untuk toko hanya Rp 1.200 per hari. “Mungkin nominal itu terasa berat bagi pedagang jika sepi pembeli,” ujar Maksulin.
Untuk itu, pihaknya meminta agar pemerintah mencari solusi atas sepinya dan minimnya peminat pedagang untuk menempati pasar yang berada di Kecamatan Tembelang. Sebab, jika kondisi tak berubah, bisa dipastikan pedagang yang ada akan juga gulung tikar akibat sepinya pembeli. “Ya kita minta pemerintah agar melihat kondisi ini dan mencari solusinya,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Jombang, Masduqi Zakaria saat dihubungi menjelaskan, sepinya Pasar Ngrawan, Tembelang memang sudah berlangsung sejak lama. Sebelum pasar itu dilakukan rehabilitasi tahun lalu, kondisinya juga hampir sama.
Begitu juga penggantian nama yang disebut-sebut bisa meramikan pasar itu, nyatanya masih belum terjadi. “Jadi yang cenderung sepi, karena lokasinya dekat dengan kota,” tutur Masduqi, dikonfirmasi melalui sambungan selulernya.
Ada beberapa solusi yang dipersiapkan agar pasar tersebut segera ramai. Salah satunya, dijadikan tempat relokasi bagi pedagang yang berjualan di Jalan KH Mimbar dan Seroja. Sebab, tahun ini di lokasi itu terdapat proyek perbaikan gorong-gorong.
“Nanti bertahap, karena di Jalan KH Mimbar dan Seroja nunggu perbaikan gorong-gorong dari Perkim (Perumahan dan Pemukiman,Red). Rencananya tahun ini sudah dimulai, karena disana masuk kawasan kumuh,” pungkasnya. (aan/kj)