JOMBANG, (kabarjombang.com) – Musyawarah Nasional (Munas) Korps HMI-Wati (Kohati) XXIII di Pekan Baru, Riau, berjalan molor dari jadwal yang direncanakan yakni pada 26 Nopember 2015 lalu. Hingga saat ini, Jum’at (27/11/2015), Munas Kohati masih memasuki Sidang Pleno II.
Molornya Munas tersebut disebabkan persiapan panitia kurang matang. Mulai penyediaan tempat penginapan yang tidak maksimal, hingga pemindahan tempat forum Munas.
Dalam Munas Kohati kali ini, Korps HMI-Wati Cabang Jombang menawarkan beberapa gagasan, diantaranya Kohati harus kembali pada khittah, yakni bisa menjadi pembina dan pendidik kader HMI-Wati. Gagasan ini muncul, karena banyaknya kader HMI-Wati yang hanya berorentasi di dunia politik saja, sehingga lupa pada kodratnya sebagai perempuan.
Selain itu, peserta Munas dari Kota Santri ini juga mendorong Pengurus Besar (PB) Kohati memiliki Koperasi atau lembaga ekonomi yang menunjang kemadirian organisasi. Mengingat, bergulirnya kebijakan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) patut menjadi sebuah tantangan Kohati dalam menyiapkan kadernya.
“Kohati harus mampu menyiapkan kader yang trampil,” ujar Ica Pradesa, Ketua Umum Kohati Cabang Jombang.
Senada dengan itu, Indi Selviana, Ketua Kohati Cabang Banyuwangi mengungkapkan, PB-Kohati harus lebih kreatif melakukan terobosan kegiatan yang menunjang kemandirian organisasi. Seperti menjadikan Mars Kohati sebagai NSP (Nada Sambung Pribadi).
Dia juga berharap, Munas Kohati kali ini jangan sampai molor lama seperti di tahun 2013 silam. “Semoga Munas kali ini, akan terpilih formateur yang berintergritas dan berkualitas insan cita,” harap Indi.
Munas Kohati (HMI-Wati), agenda dua tahunan ini menjadi ajang demokrasi untuk kader Kohati yang merupakan badan semi otonom HMI. Selain memilih Ketua Umum, juga menentukan Pedoman Dasar Kohati (PDK) dan rekomendasi program kerja 2 tahun kedepan. (hmi/rief)