JOMBANG, KabarJombang.com- Kisah pilu dialami Supeno (41) warga Dusun Kejambon, Desa Dapurkejambon, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Betapa tidak, penyandang disabilitas ini untuk menyambung hidupnya harus berualan bunga dan ikan.
Supeno menadi penyandang disabilitas pasca kecelakaan membuat kakinya diamputasi karena kecelakaan. Akibatnya, Supeno harus berjualan bunga serta ikan hias dan tak mampu melanjutkan hak pendidikan anaknya.
Dengan beraktifitas semampunya dan terkadang menggunakan kursi roda miliknya. Supeno memilih mengerjakan sesuatu yang dapat dilakukan untuk menyambung hidup anak dan istrinya, pasca kecelakaan pada Agustus 2020 lalu.
“Dulunya saya bekerja ikut proyekan di Sidorjo bisa nabung dan bikin rumah ini. Tapi setelah musibah datang dan kaki saya diamputasi, membuat saya berfikir mencari kegiatan untuk menghidupi keluarga saya,”tuturnya pada KabarJombang.com Rabu (5/5/2021).
Pasca kejadian nahas dialami Supeno, membuat kondisi ekonomi keluarga kecilnya harus tergoncang. Bahkan anak pertamanya seorang perempuan berumur 16 tahun tak dapat lagi mengeyam bangku pendidikan formal.
“Ijazahnya SMP saja belum saya ambil, dan untuk lanjut sekolah lagi sepertinya saya tidak sanggup dan akhirnya dia harus bekerja di toko. Yang saya pikirkan lagi anak kedua saya yang masih 3 tahun ini gimana nanti pendidikannya kalau saya seperti ini,”ungkapnya.
Merawat bunga dan ikan hias setiap hari di rumahnya dan berharap pembeli datang untuk membelinya dilakoninya. Hal ini demi dapat mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk membeli kaki palsu, agar bisa beraktifitas kembali dengan lebih baik.
“Yang dapat saya lakukan saat ini adalah seperti sekarang. Bagaimana saya harus memaksimalkan diri dengan keterbatasan saya untuk mencari nafkah. Kadang setelah merawat bunga dan ikan hias saya juga membakar sekam dan mengurus lele yang masih baru bersama saudara di belakang,”katanya.
Dengan dihargai seribu rupiah untuk setiap ekor ikan hias serta bunga yang dijualnya dari Rp 5 ribu hingga Rp 35 ribu tersebut dilakukannya dengan sabar.
“Ya gimana ya, saya berjualan ini sebisa saya seperti ini meskipun uang yang didapat tidak besar tapi hanya ini yang bisa saya lakukan,”terangnya.
Meskipun dengan kondisi kedua kaki teramputasi. Semangat untuk tetap mencari nafkah sebagai kepala keluarga masih mengalir dalam dirinya.
“Sebenarnya kalau saya tidak kondisi begini saya mau bekerja normal. Tapi dengan kondisi sekarang saya butuh pelatihan karena saya gak punya keahlian apa-apa. Dari pelatihan itu saya berharap dapat mencari nafkah lebih baik lagi,”pungkas Supeno.