JOMBANG, (kabarjombang.com) – Puluhan wartawan daerah liputan Kabupaten Jombang, baik online maupun mingguan, menggelar “ngopi dan rembug bareng”, pada Jum’at (19/2/2016) di Alun-alun Jombang.
Dalam diskusinya, mereka akhirnya bersepakat membentuk lembaga profesi jurnalistik sebagai wahana eksistensi insan pers di Kota Santri. Lembaga tersebut kemudian dinamai Persatuan Wartawan Jombang (PWJ) yang bersifat independen.
“Kami awalnya memfasilitasi agar insan pers yang belum terakomodir pada lembaga wartawan di Jombang, untuk berdiskusi sederhana. Kemudian forum menyepakati dibentuknya lembaga baru, forum yang menyepakatinya,” kata Zainul Arifin dari inilahberita.com.
Zainul menegaskan, terbentuknya PWJ bukanlah menjadi pesaing bagi lembaga manapun, utamanya lembaga wartawan yang sudah ada di Kabupaten Jombang. Sebaliknya, dia berharap akan menjadi penyeimbang dan mewarnai kota santri dalam hal pemberitaan.
“Dua hari sebelum diskusi berlangsung, kami sudah menjalin komunikasi dengan Kepala Humas Pemkab Jombang, Agus Usman Panuwun. Jika nantinya terbentuk sebuah lembaga wartawan baru, itu menjadi keputusan forum. Dan Pak Agus menyambut baik hal ini,” beber Zainul.
Sementara Eko Nugroho, Kabiro Harian Memo Timur menyambut baik gagasan pembentukan wadah baru bagi wartawan di Kota Santri. “Yang terpenting, terbentuknya PWJ menjadi wadah bagi wartawan yang belum terakomodir. Karena, bagi mereka yang sudah berada dalam wadah yang sudah ada, kemudian ditarik kesini, kami khawatir akan menimbulkan problem baru di kemudian hari,” katanya.
Namun begitu, lanjut Eko, PWJ diharapkan menjadi organisasi yang terbuka bagi wartawan yang ingin bergabung. “Tapi harus memenuhi syarat yang ditetapkan secara kelembagaan,” sambungnya.
Usai diskusi, dilanjutkan pembentukan kepengurusan PWJ secara vooting terbuka. Hasilnya, Eko Nugroho dinobatkan menjadi Pembina, Arief Anas dari KabarJombang.com terpilih menjadi Ketua, Zainul Arifin terpilih menjadi Sekretaris, dan Musyanik menjadi Bendahara.
Dalam paparannya, Arief Anas berharap, PWJ tidak menjadi organisasi yang sentralistik dalam perjalanannya kedepan. “Kami tidak ingin segala keputusan berada dalam kendali Ketua dan pengurus inti. Organisasi ini akan kita kelola bersama. Dalam realitasnya, kami harap semacam kolektif kolega dan mengedepankan transparansi,” katanya. (rief)