PETERONGAN, (kabarjombang.com) – Kabar ditangkapnya Zainudin (23), warga Dusun Nglajur, Desa Tugusumberjo, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, oleh polisi di Pontianak, Kalimantan Barat waktu lalu, karena kedapatan membawa tas berisi dokumen Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), mendadak menghebohkan kampung halaman Zainudin.
Warga desa Tugusumberjo tak mengira, pemuda tersebut bergabung dengan organisasi terlarang tersebut. Bahkan, Kepala Desa (Kades) Tugusumberjo, As’ad, juga tak menyangka, pria yang memiliki keterbelakangan mental tersebut bergabung menjadi anggota Gafatar.
As’ad menceritakan, sejak masih di Tugusumberjo, aktivitas keseharian Zainudin hanya mengamen di desa setempat dan desa tetangga. “Banyak orang tahu, ia biasa keliling untuk mengamen. Prilakunya biasa saja, saya juga tahu dia. Selain mengamen, dia biasa ngopi di warung bersama teman-temannya,” kata Kades As’ad saat ditemui wartawan di Balaidesa setempat, Selasa (26/1/2016).
Dari faktor ekonomi, lanjut As’ad, putra pasangan Sukardi dan Asmawati itu tergolong dari keluarga kurang mampu. “Soal agama, biasa saja. Tak tampak seperti orang yang khusuk,” kata As’ad
Kemudian, lanjut As’ad, Zainuddin bekerja di sebuah depo air minum di Surabaya. Sejak itu, dia jarang pulang, dan katanya sering disuruh bos-nya ke Kalimantan. “Dia jarang pulang. Namun, Sekitar lebaran kemarin dia pulang sekali, katanya orang tuanya dia hanya memberi uang Rp 100 ribu,” katanya.
Saat itu, As’ad mengaku sempat bertemu dengan Zainuddin. Tapi dengan penampilan yang berubah, yakni berpakaian rapi laiknya orang mampu. “Lama tidak ketemu, tiba-tiba sekarang sudah berpenampilan rapi. Sempat saya semoni (bercanda), sudah jadi orang kaya ya sekarang,” cerita As’ad.
Sementara Thoriq, Babinsa desa setempat mengatakan, bergabungnya Zainudin ke Ormas Gafatar bukan saat dia masih di desa setempat. Melainkan, saat dia sudah bekerja di Surabaya. “Kita tidak kecolongan terkait Gafatar,” kata Thoriq.
Meski demikian, warga setempat tetap berharap dan menunggu Zainuddin pulang ke kampung halamannya. “Memang, kepulangannya tidak bersamaan dengan empat keluarga eks anggota Gafatar asal Jombang lainnya. Tapi informasi yang masuk, dia juga akan pulang hari ini. Informasinya, sekarang masih di Surabaya untuk pembinaan. Warga semua akan menerimanya,” kata Thoriq. (rief)