Bravo Jombang Abaikan Kebijakan Physical Distancing, Dipadati Ribuan Pengunjung

Suasana di Toko Swalayan Bravo Jombang yang padat pengunjung
  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com-Ribuan warga Kabupaten Jombang dan sekitarnya memadati toko swalayan Bravo di Jalan Nurkholis Majid Kecamatan Jombang, sepanjang hari Minggu (17/5/2020).

Jelas sudah aturan physical distancing yang ditetapkan pemerintah diabaikan. Ribuan warga tersebut berdesakan di depan pintu masuk dan antrean di kasir toko swalayan terbesar di Jombang itu.

Pantauan di lokasi, penumpukan pengunjung swalayan ini terjadi di titik pemeriksaan suhu tubuh oleh satpam swalayan dan penghitungan barang belanjaan di loket kasir.

Ketidaktegasan toko swalayan tersebut dalam menerapkan dengan ketat physical distancing ini dikhawatirkan menambah penyebaran Covid-19.

Para pengunjung swalayan datang dari berbagai daerah dan kelas. Ada dari perangkat desa, perusahaan, ibu rumah tangga dan muda-mudi.

Menurut salah satu perangkat desa asal Kecamatan Ploso yang enggan disebut namanya, tujuan kedatangannya untuk membeli keperluan Tunjangan Hari Raya (THR).

“Sayangnya tidak bisa jaga jarak, posisi kayak begini sulit menjaga jarak. Ramai pengunjung, ngeri,” jelasnya kepada FaktualNews.co.

Ia menambahkan, bagi pengunjung yang suhu tubuhnya diatas 37,5 tidak diperkenankan masuk. Selain itu pengunjung juga diwajibkan memakai masker.

Para pengunjung juga banyak yang hilir-mudik di dalam swalayan mencari barang yang akan dibeli.

Tak jarang antara satu pengunjung dengan pengunjung lainnya saling bersentuhan kulit. Karena begitu padatnya para pengunjung.

Banyaknya pengunjung juga bisa dilihat dari lahan parkir yang penuh dengan kendaraan roda dua dan empat.

“Ada petugasnya berjaga, kalau tidak bawa masker beli masker dulu. Ada yang menyediakan. Tapi di dalam berdesakan,” tambahnya.

Aktivis sosial Jombang Faizuddin mengatakan pihak berwenang pilih kasih dalam menerapkan jaga jarak di Jombang.

Perintah jaga jarak seakan hanya berlaku untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pemilik warung kopi. Hampir tiap hari ada razia dari Polisi dan Satpol PP bagi masyarakat kecil.

Padahal saat ini tren kasus positif Covid-19 di Jombang naik drastis.

Data dari Dinas Kesehatan Jombang, per 17 Mei 2020 ada 23 orang masuk dalam positif kumulatif. Di sisi lain ada yang meninggal 1 dan sembuh 2 orang.

Baginya, inkonsistensi para pengambil kebijakan di Kota Santri dalam menangani masalah jaga jarak ini akan membuat potensi kasus positif meningkat.

“Saya rasa ada diskriminasi dari Gugus Covid 19 Jombang, Polres Jombang, Satpol PP. PKL dan warkop dipaksa tutup. Namun swalayan dibiarkan buka, dan membiarkan kerumunan masyarakat tanpa menjaga jarak,” sergahnya.

Sayangnya, dari pihak toko swalayan Bravo enggan berkomentar masalah pengabaian aturan physical distancing ini.

Sejumlah petugas dan sekuriti di Bravo yang diminta konfirmasinya kompak tutup mulut terkait masalah ini. (syarief abdurrahman)

Iklan Bank Jombang 2024
  • Whatsapp

Berita Terkait