JAKARTA, KabarJombang.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengataka, suhu atau temperatur anomali di samudera pasifik menunjukkan angka 0,8 derajat celcius yang artinya memasuki fase El Nino moderat.
Angka tersebut didapatkan dari pengamatan indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang dilihat berdasarkan skala mingguan per 4 Juni 2023 pada suhu muka laut di wilayah Nino3,4 yang terus menghangat.
“Suhu atau temperatur anomali di samudera pasifik ini semakin meningkat, saat ini sudah mencapai angka 0,8 sudah dekat dengan satu (derajat celcius),” ujar Dwikorta saat konferensi pers virtual pada Selasa, (6/6/2023).
Ia mengatakan, jika suhu anomali di samudera pasifik terus meningkat hingga menyentuh angka 1 derajat celcius, maka akan terjadi fenomena naiknya suhu permukaan air laut atau El Nino moderat.
Dwikorta mengatakan, peluang terjadinya El Nino moderat pada bulan Juni diprediksi menyentuh angka 80 persen. Angka peluang tersebut meningkat dari prediksi di bulan Maret 2023 lalu yang hanya sebesar 60 persen.
“Sehingga ENSO netral telah beralih menuju fase El Nino sebagaimana diprediksi terjadi di bulan Juni ini,” katanya.
Pihaknya memprediksi El Nino di bulan Juni 2023 masih di tahap lemah, tetapi akan menguat setelah bulan Juni 2023.
“Diprediksi akan berlangsung dengan intensitas awalnya lemah sekitar bulan Juni kemudian setelah Juni diprediksi menguat hingga moderat,” tuturnya.
Sementara itu, gangguan iklim lainnya juga diprediksi akan terjadi di bulan Juni 2023, yakni Indian Ocean Dipole (IOD) positif.
Berdasarkan penuturannya, indeks IOD yang terdeteksi menguat berakibat pada wilayah Indonesia menjadi lebih kering.
“IOD yang dikontrol oleh suhu muka air laut di samudera hindia saat ini berada pada fase positif mulai Juni hingga di bulan Oktober,” terangnya.