JOMBANG, (kabarjombang.com) – Sebanyak 7000 orang di Kabupaten Jombang yang diajukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) untuk menerima Kartu Indonesia Sehat (KIS) telah dicoret oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Hal ini, disebabkan mereka yang diajukan sudah tidak memenuhi kriteria sebagai penerima KIS.
Menurut Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Jombang, Heru Widjajanto, dari total 580 orang yang didaftarkan di Kemensos, ternyata tidak semua orang dalam data tersebut diterima oleh Kementrian Sosial.
“Kita sudah mengajukan sebanyak 580 ribu orang lebih. Namun ada sekitar 7000 diantaranya tercoret. Sehingga hanya 550.885 orang penerima yang disetujui oleh Kemensos untuk menerima kartu tersebut,” ujar Heru Widjajanto, Selasa (29/3/2016).
Heru menjelaskan, ada beberapa alasan dalam pencoretan yang dilakukan Kemensos. Termasuk ada tim dari pihak Kementerian yang langusng terjun ke lapangan (di Jombang,red) untuk melihat kondisi masyarakat yang layak untuk mendapatkan Kartu KIS.
“Ternyata saat mereka melakukan pendataan di lapangan, mereka mendapatkan banyak temuan terkait data yang kami ajukan melalui Dinsonakertrans. Termasuk banyaknya alamat seseorang yang kita ajukan sebagai pemegang kartu KIS tersebut doubel atau sama. Selain itu, juga ada beberapa penerima yang sudah meningggal dunia. Namun, yang paling banyak adalah perubahan kondisi ekonomi, yang dulu masih termasuk miskin, namun sekarang sudah menjadi keluarga yang layak,” beber Heru.
Meski begitu, pihaknya tetap optimis pada data yang sudah divalidasi tersebut merupakan penerima KIS tepat sasaran, karena dalam validasi yang dilakukan oleh Kemensos melibatkan aparat desa setempat yang tahu kondisi di lapangan.
“Kemungkinan kesalahan data tersebut sangat minim, jika memang salah berarti aparat desanya yang salah. Karena data tersebut divalidasi dari tingkat bawah,” katanya.
Mengingat, lanjut Heru, pendistribusian KIS sendiri sudah dilakukan di Kabupaten Jombang sejak Desember 2015. Dengan begitu, sebanyak 550.885 orang penerima kartu tersebut yang tersebar di 21 kecamatan di Kota Santri. (ari)