KabarJombang.com – Badai Matahari diperkirakan akan menghantam Bumi pada minggu ini. Hal tersebut dilaporkan Space Weather yang dikutip oleh CNBC Indonesia.
Tamitha Skov dari Space Weather menyebutkan kemungkinan akan ada gangguan sinyal di sisi malam dan adanya aurora terlihat di beberapa wilayah Bumi.
Selain itu ada perkiraan kemungkinan badai Matahari akan terjadi pada akhir pekan ini. Space Weather mengungkapkan badai kelas G1, di mana kecil namun bisa berdampak pada operasi satelit, terjadi pada 20 atau 21 Juli 2022, dikutip dari Independent, Rabu (20/7/2022).
Asal usul badai dari lontaran massa korona, pelepasan energi plasma dan magnet, dari Matahari pada 15 Juli oleh filamen magnet yang tidak stabil. Letusan dapat melepaskan 100 ribu kali lebih banyak energi dari seluruh pembangkit listrik di Bumi sepanjang tahun.
Badai terjadi saat Matahari berada dalam fase aktif dari siklus selama 11 tahun. Dengan kejadian ini diperkirakan meningkatkan frekuensinya. Pada akhir pekan, struktur plasma dan medan magnet sangat besar akan memisahkan diri dari Matahari.
“Ukuran ‘penonjolan’ yang tipis sangat mengesankan,” kata Sebastian Voltmer kepada SpaceWeather.
“Sungguh spektakuler melihat bagian yang bergerak sangat cepat terlontar dan terlepas ke samping,” terangnya.
Sebagai catatan, badai Matahari yang kuat bisa memiliki efek serius pada aktivitas manusia. Menurut beberapa penelitian, peningkatan aktivitas angin Matahari dapat membuat satelit keluar dari orbitnya.
Selain itu, pesawat yang lebih kecil, dikenal sebagai CubeSats, telah dihancurkan sepenuhnya. Penurunan ketinggian untuk satelit 10 kali lebih cepat dari sebelumnya.
Para ilmuwan punya cara memprediksi badai ini. Yakni dengan menggunakan tingkat pertumbuhan maksimal pada aktivitas bintik Matahari merupakan pendahulu dari seberapa kuat siklus itu dan bisa membantu melindungi infrastruktur yang rentan seperti jaringan listrik, peralatan komunikasi dan internet.