PERAK, KabarJombang.com – Pasca seorang warga Desa Pagerwojo, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang dinyatakan postif Corona, warga setempat mengeluhkan lambannya kinerja Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 tingkat desa setempat.
Hal ini seperti yang diungkap seorang tetangga pasien positif warga setempat. Menurutnya, tidak ada upaya yang dilakukan pihak tim GTPP desa setempat, semisal penyemprotan disinfektan. Mseki dana yang dialokasikan untuk Covid-19 di desa setempat, lanjutnya, sebesar sekitar Rp 75 Juta.
“Pemdes dan Tim Gugus Tugas tingkat desa, nggak ada greget. Harusnya, setelah warganya dinyatakan positif, minimal dilakukan penyemprotan disinfektan untuk upaya pencegahan penyebaran Corona. Dan malah menghembuskan berita ini adalah hoaks,” tuturnya.
Lantaran tidak ada upaya pencegahan, tambahnya, warga desa setempat justru berinisiatif menutup akses jalan menuju Desa Pagerwojo “Ya karena dari Pemdes nggak ada tindakan sama sekali,” terangnya.
Sesuai data Dinkes Jombang, pasien positif Corona asal Desa Pagerwojo yakni pria berinisial AR (57) sehari-harinya sebagai pekerja serabutan. Yang bersangkutan terinfeksi Covid-19 setelah menerima tamu asal Surabaya.
Sementara Bu Ari, warga setempat menampik jika yang bersangkutan terpapar Covid-19 seperti beredar di masyarakat. Menurutnya, yang bersangkutan menderita sakit sesak nafas dan paru-paru.
“Untuk penyemprotan baru satu kali dilakukan pihak Pemdes. Sedangkan untuk pembagian masker belum ada. Warga di sini berharap, pihak Pemdes memberi bantuan sarana cuci tangan seperti desa-desa lain disiapkan oleh Pemdes. Saat ini, nggak ada tindakan serius. Di sini masih bebas keluar masuk, tidak seperti desa lain yang ditutup,” terangnya pada KabarJombang.com Selasa (2/6/2020).
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Pagerwojo, Usman saat dikonfirmasi ihwal seorang warganya dinyatakan positif Corona, pihaknya mengaku tanda tanya. Pasalnya, hingga saat ini, pihaknya belum menerima salinan hasil laboratorium atau rapid test atau hasil Swab dari Dinkes, yang menyatakan AR positif Corona.
Kades Usman membenarkan, jika yang bersangkutan memiliki riwayat sakit paru-paru menahun. Di samping itu, usianya juga sudah lanjut dan saat ini masih diisolasi di Rumah Sakit Jombang.
“Kalau soal pencegahan, selama ini baru melakukan penyemprotan disinfektan satu kali, dan rencanaya akan dilakukan untuk yang kedua. Lalu setelah lebaran ini, rencana penyemprotan untuk ketiga. Kalau tempat cuci tangan memang kita tidak mengangarkannya,” terangnya, Selasa (2/6/2020).
Selain itu, pihaknya juga menampik terkait anggaran pencegahan Covid-19 sebesar Rp 75 Juta. Namun, Pemdes mengalokasikan sebesar Rp 41 Juta.
“Soal penutupan akses jalan atau lockdown, memang tidak dilakukan. Karena anggaran penutupan jalan, bisa menguras dana tidak kurang dari Rp 1,2 Juta per bulan. Kita lebih pada edukasi dan sosialisasi ke warga. Jadi penutupan jalan nggak kami lakukan karena tidak ada manfaatnya,” katanya.