KABARJOMBANG.COM – Sepanjang tahun 1999 – 2016, terdapat 1.002 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Jombang. Dari jumlah itu, lebih dari 46 persen atau 464 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) meninggal.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kabupaten Jombang, Mulya. Menurutnya, ada tiga kelompok rawan HIV/AIDS. Mereka terdiri dari WPS (Wanita Pekerja Seksual), Waria dan LSL (lelaki Suka Lelaki atau Gay).
“Penyebaran tertinggi melalui hubungan badan mencapai 85,43 persen. Sedangkan dua populasi pendukungnya yakni penularan dari ibu ke anak, serta pemakaian narkoba suntik,” kata Mulya, Sabtu (3/11/2016).
Mulya menambahkan, dalam lima tahun terakir, penderita HIV di Jombang tidak mengalami kenaikan signifikan. Dalam periode Januari – Desember 2015, ditemukan 168 kasus baru. Sedangkan Januari hingga Juli 2016, baru 115 kasus baru yang ditemukan. “Jadi rata-rata setiap lima tahun berkisar di angka 150 kasus,” imbuhnya.
Dalam upaya pencegahan, lanjut Mulya, pihaknya terus melakukan penyuluhan dan pendampingan kepada kelompok risiko tinggi dalam penyebaran virus HIV/AIDS.
“Dukungan terhadap Pokja seperti Himpunan Anak Remaja Peduli AIDS (HARPA) maupun koordinasi lintas sektor seperti Dinas Kesehatan, KPA, rumah sakit dan LSM (lembaga swadaya masyarakat) pemerhati masalah ini (HIV/AIDS),” ujarnya.
Disinggung soal kendala, Mulya mengakui jika kendala paling banyak ditemui adalah fakta ODHA yang tidak membuka diri atau statusnya. “Tidak dipungkiri, masyarakat masih belum bisa menerima kehadiran ODHA. Nah, kondisi ini yang membuat mereka (ODHA) sulit membuka diri,” pungkasnya. (aan)