JOMBANG, KabarJombang.com – Meski tak ada fasilitas skatepark (medan skateboarding) di Kabupaten Jombang, rupanya tak menyurutkan pehobi skateboarding untuk unjuk kemampuan. Memanfaatkan jalan desa di Kecamatan Megaluh yang posisinya menurun, mereka tampak asyik latihan dengan papar luncurnya.
Para pehobi ini tampaknya sudah memiliki nama komunitas, yakni “Jombang Skateboarding”. Selain berlatih sendiri, mereka juga mengajari muda-mudi yang memang gandrung dengan olahraga ini.
Selama ini, mereka berlatih hanya dengan memanfaatkan jalan desa berhotmix yang kondisinya menurun. Agar aman dan tidak mengganggu pengguna jalan, di antara mereka ada yang berjaga-jaga antara ujung start dan finish latihan.
“Cita-cita kami, Jombang punya skatepark yang safety agar kita bisa bermain di sana. Tapi sementara belum ada, ya kita yang cari tempat sendiri, agar kita tetap bisa bermain skateboard yang sudah jadi hobi kami. Dan ini inspirasinya dari luar negeri yang di gunung itu, tapi di Jombang kita cari yang mirip saja, kalau sama persis belum ada,” tutur Faisal (19) salah satu anggota komunitas ini, saat KabarJombang.com secara tak sengaja di kawasan ini.
Disinggung mengapa tidak menggunakan fasilitas di Taman Kebonratu, Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan, ia menjawab medannya terlalu curam dan tidak safety untuk pehobi skateboarding. Menurutnya, fasilitas di taman tersebut lebih cocok digunakan pehobi sepeda BMX.
“Yang ada di Kebonratu itu terlalu curam kurang safety untuk skateboarding. Kalau menurut saya itu kalau dibuat BMX, cocok. Kalau kita takut karena kurang safety-nya,” kata Faisal.
Karena lebih cocok ke BMX trek, komunitasnya akhirnya memilih jalan rigit menurun yang tidak terlalu curam. “Kita cari yang lalu lintasnya sepi karena kita juga tidak mau mengganggu pengguna jalan. Biasanya kita mainnya di jalan depan pendopo, jalan yang ditutup saat CFD (car free day dulu), juga di jembatan atasnya jalan tol itu yang jalanannya turunan,” sambungnya.
Dijelaskannya, komunitas ini ada di Jombang sejak tahun 2014. Meski tergolong olahraga cukup mahal, komunitas ini sudah beranggotakan sekitar 50 orang. Dikatakan cukup mahal, karena harga satu papan skate mencapai Rp 1,5 juta.
“Komunitas ini dulu ada, seingat saya, sekitar 2014. Kalau harga papan state memang harganya agak lumayan. Paling murah seharga Rp 1,5 juta. Tapi yang namanya hobi ya, sepertinya nggak jadi masalah,” ungkap Faisal.
Untuk latihan rutin komunitasnya ini, diakuinya tidak ada jadwal resmi kapan dan di mana. Menurutnya, latihan digelar saat masing-masing anggota memiliki waktu longgar. “Kalau jadwal latihan, kita nggak pasti. Kalau sama-sama longgar ya langsung diagendakan dan tempat langsung disepakati untuk kumpul-kumpul saja, dan main gitu aja,” bebernya.
Faisal dan rekan skateboard-nya berharap, di Jombang segera ada skatepark yang dapat dijadikan tempat mereka berlatih dan mengasah skill.
“Harapan kami, ya semoga Jombang ada skatepark. Agar kami main juga ada tempatnya, dan aman. Karena yang di Kebonratu itu terlalu curam. Pernah ada yang cedera patah tulang di sana,” pungkas Faisal.