TEMBELANG, KabarJombang.com – Limbah pabrik gula Djombang Baru yang dibuang di sungai Gude Ploso dikeluhkan warga, karena menimbulkan bau tak sedap.
Selain itu limbah pabrik gula Djombang Baru itu juga menyebabkan air sungai Gude Ploso berubah warna menjadi hitam.
Salah seorang warga Dusun Ngledok, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kholifah menuturkan jika limbah pabrik gula yang dibuang ke aliran sungai tersebut sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Namun, tidak ada tidakan dari pemerintah Kabupaten Jombang.
“Sudah puluhan tahun, mungkin sudah dianggap biasa sehingga dibiarkan. Padahal warga sekitar yang disini sangat mengeluh, hampir setiap hari mencium bau tidak enak dan bikin pusing ini. Tapi sampai sekarang masih terus tidak ada solusi,” jelasnya kepada KabarJombang.com, Senin (30/8/2021).
Limbah Pabrik Gula Jombang Cemari Air Sumur
Selain menyebabkan bau tak sedap, Kholifah mengaku bahwa limbah pabrik gula Djombang Baru juga mencemari air sumur miliknya dan beberapa warga sekitarnya. Sehingga bau dari air dan warnanya tidak alami dan tampak jelas ada perubahan rasa dan bau.
“Dampaknya bukan bau disamping sungai saja, tapi sampai ke air di dalam. Tidak murni, seperti ada putih-putih kotor gitu. Selain itu juga terasa sedikit bau, sehingga jarang dibuat untuk dikonsumsi. Karena menurut saya itu membahayakan,” tuturnya.
Perempuan berusia 45 tahun ini berharap pemerintah Kabupaten Jombang bisa menangani persoalan limbah pabrik gula Djombang Baru yang mencemari sungai Gude Ploso.
“Yang saya harap cukup ada solusi saja untuk pembuangannya, sebelum masyarakat disini terkena penyakit dari keseringan menghirup bau sungai ini. Kalau nanti ada yang sakit lalu bingung,” imbuhnya sembari memungkasi.
Di tempat berbeda, salah satu warga Desa Tambakrejo, Jombang Nurul Huda menuturkan jika limbah pabrik gula itu sudah mencemari air sumur di rumahnya.
“Sampai air di dalam rumah hanya dipakai untuk membersihkan peralatan rumah tangga saja. Karena memang sedikit bau airnya, disebabkan dari limbah pabrik gula yang dibuang ke sungai ini,” tegasnya kepada KabarJombang.com.
Sejak bertahun-tahun tinggal, ia mengaku setiap hari menghirup bau tak sedap itu, masih belum mendapatkan kompensasi atau bantuan yang diberikan oleh pihak pabrik.
“Kalau saya sendiri masih belum menerima bantuan itu, biasanya kalau memang sudah dibiarkan begini seharusnya pihak pabrik memberikan bantuan dengan rata kepada pemilik rumah yang berada di pinggir sungai itu. Akan tetapi sampai saat ini saya tidak menerima, saya harap Pemerintah bisa menangani ini saja begitu,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan KabarJombang.com di lokasi, tampak air pada aliran sungai setempat berubah menjadi hitam. Hal itu diduga limbah pabrik gula Djombang Baru yang dibuang ke aliran sungai Gude Ploso.
Selain perubahan warna, di lokasi setempat terasa bau yang tidak sedap dan menyengat dari limbah tersebut.
Terpisah, bagian umum pabrik gula Djombang Baru, Djanet menjelaskan akan memperhatikan setiap keluhan dari warga sekitar pabrik.
“Tentu, keluhan warga sekitar pabrik gula (PG) akan jadi perhatian utama kami. Kami akan menerima informasi dari warga terkait limbah, bilamana ada permasalahan limbah, kami akan segera mungkin melakukan koordinasi dan klarifikasi mengenai limbah tersebut,” ungkapnya saat dihubungi KabarJombang.com, Senin (30/8/2021) petang.
Djanet mengungkapkan sejak awal beroperasi pihaknya sudah turun langsung ke masyarakat, melakukan sosialisasi terkait persoalan limbah yang di sungai Gude Ploso maupun polusi udara akibat penggilingan tebu di pabrik gula Djombang Baru.
“Tapi tetap, meskipun sampai saat ini ada keluhan warga akan segera kami terima,” kata dia memungkasi. (M Faiz H)