JOMBANG, KabarJombang.com – Istilah serangan jantung dan henti jantung sering digunakan secara bergantian sehingga sering dianggap sama.
Padahal, keduanya memiliki gejala, penyebab, serta pertolongan pertama yang berbeda.
Agar tidak salah lagi, ketahui perbedaan serangan jantung dan henti jantung berikut ini.
Perbedaan serangan jantung dan henti jantung
Disarikan dari Medical News Today dan American Heart Association, berikut adalah beberapa perbedaan serangan jantung dan henti jantung yang perlu diperhatikan.
Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.
Penyebab serangan jantung dan henti jantung
Serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan arteri yang menghambat penyaluran aliran darah yang kaya akan oksigen ke seluruh bagian jantung.
Jantung masih akan memompa darah ke seluruh tubuh, namun bagian jantung yang kena dampak dari penyumbatan arteri lama-kelamaan akan berhenti bekerja.
Sedangkan henti jantung adalah kondisi yang biasanya terjadi secara tiba-tiba karena jantung berhenti bekerja untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Kondisi ini terjadi ketika terdapat kelainan pada sistem konduksi jantung yang mengatur ritme denyut jantung.
Beberapa organ tubuh yang memiliki peran penting, seperti otak dan paru-paru, tidak akan menerima asupan darah seperti biasa.
Akibatnya, seseorang akan kehilangan kesadaran dan tidak memiliki denyut nadi ketika mengalami henti jantung.
Henti jantung yang tidak segera ditangani bisa memicu terjadinya kerusakan otak hingga kematian ketika pertolongan pertama tidak segera diberikan.
Gejala serangan jantung dan henti jantung
Gejala serangan jantung bisa muncul secara mendadak, namun juga bisa muncul secara bertahap dalam waktu yang lama, bahkan hingga beberapa minggu.
Gejala yang dialami akan berbeda-beda pada beberapa orang. Namun gejala serangan jantung yang umumnya akan muncul, seperti:
- Terasa nyeri atau tidak nyaman di dada
- Terasa perih atau terbakar yang menjalar di salah satu atau kedua lengan, punggung, leher, rahang, atau perut
- Napas menjadi pendek atau tersengal-sengal
- Pusing
- Mual
- Denyut nadi yang cepat atau tidak beraturan
- Berkeringat secara berlebihan
Sedangkan untuk gejala henti jantung, umumnya adalah kehilangan kesadaran. Meskipun begitu, ada beberapa gejala yang akan muncul sebelumnya, seperti:
- Denyut nadi menjadi tidak beraturan
- Pusing
- Terasa nyeri di dada
- Napas menjadi pendek
- Mual
- Muntah
Jika seseorang sudah mengalami henti jantung, gejala yang akan muncul, seperti:
- Tidak bernapas atau bernapas dengan terengah-engah
- Tidak sadarkan diri
- Tidak memberikan respon sama sekali
Meskipun keduanya memiliki gejala yang hampir mirip, biasanya korban serangan jantung masih memiliki denyut nadi ketika diperiksa sedangkan korban henti jantung tidak memiliki denyut nadi sama sekali.
Pertolongan untuk serangan jantung dan henti jantung
Memberikan pertolongan pada korban serangan jantung dan henti jantung sangat diperlukan untuk menghindari kondisi yang semakin parah yang berujung pada kematian.
Menghubungi nomor gawat darurat dengan segera disarankan ketika melihat ada korban serangan jantung atau henti jantung.
Namun, pemberian CPR pada korban henti jantung sangat disarankan sebelum bantuan gawat darurat datang karena nyawa korban hanya bisa bertahan dalam hitungan menit.
Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui perbedaan serangan jantung dan henti jantung agar bisa mengetahui gejala apa saja yang muncul serta pertolongan pertama apa yang perlu diberikan kepada korban.