KabarJombang.com – Dunia parenting kini kian berkembang. Bahkan, baru-baru ini ada istilah hypnoparenting. Namun, sudahkah anda mengetahui apa itu hypnoparenting?
Dilansir dari halodoc.com, Hypnoparenting merupakah salah satu metode hipnosis yang bertujuan untuk merawat dan mendidik anak. Sementara, hipnosis merupakan kesadaran yang melibatkan perhatian terfokus yang ditandai dengan peningkatan kapasitas untuk menanggapi sugesti.
Dengan begitu, hypnoparenting merupakan pola asuh anak yang dilakukan untuk mensugesti anak dengan kalimat-kalimat yang mampu membuatnya percaya diri. Metode hypnoparenting dilakukan dengan kata-kata yang halus dan bernilai positif.
Lantas, bagaimana teknik melakukan hypnoparenting pada anak?
Adapun teknik tahapan hypnoparenting yang ideal untuk dilakukan orang tua atau pendidik, yaitu:
Tahapan pre-talk
Tahapan awal ini bertujuan untuk menggali masalah secara detail terkait dengan pertanyaan mengapa, kapan, bagaimana, di mana, siapa, dan sebagainya. Pada tahapan ini mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama, karena orang tua harus menggali informasi dari lingkungan tempat anak beraktivitas.
Tahapan pre-induction
Ini merupakan tahapan ketika anak sudah dalam posisi nyaman. Orang tua dapat mengajak anak ke ruangan nyaman, menyandarkannya, kemudian elus punggung dan kepalanya. Hal tersebut dapat dilakukan saat anak sudah tidak menggerakan tubuh dan matanya.
Tahapan induction
Tahapan ini dimulai ketika otak anak masuk ke dalam gelombang alpha. Gelombang alpha ditandai ketika anak terlihat rileks, nyaman, tenang, santai, puas, segar, dan bahagia. Pada kondisi ini, mereka sudah bisa menerima sugesti atau nasihat orang tua dengan baik, karena critical area atau egonya sudah mulai menipis.
Tahapan sugesti
Ini adalah tahapan ketika otak anak sudah masuk ke dalam gelombang theta. Gelombang theta dimaknai sebagai deep relaxation, visualisasi, ikhlas, dan imajinatif. Saat anak sudah sangat rileks dan bada di pikiran bawah sadar, maka merupakan waktu yang tepat untuk memasukkan sugesti golden moment.
Melakukan sugesti harus menghindari kata “jangan” atau “tidak”. Misalnya, saat anak sering mengompol dan orang tua memberikan sugesti dengan kata “Nak, jangan ngompol!”, yang terjadi adalah justru anak sering ngompol. Sebab, otak anak dalam bawah sadar tidak mampu menerjemahkan kata “jangan” dan “tidak” saat sugesti berlangsung. Hal tersebut mengakibatkan sugesti yang diberikan jadi sia-sia, malah berakibat fatal pada perkembangan anak.
Tahapan post-hypnotic suggestion
Merupakan tahapan ketika sugesti yang diberikan sudah masuk dan diharapkan dapat menetap pada diri anak.
– Memahami kekuatan kata-kata dan tindakan.
– Memahami diri, keyakinan, dan kebiasaan diri sendiri, dan mempelajari cara untuk mengendalikannya.
– Memahami bahwa peran sebagai orang tua adalah membiarkan anak-anak menjalani hidupnya.
– Mengenal anak secara objektif.
– Belajar fokus pada hal-hal yang bermanfaat.
– Mempelajari cara untuk memperkuat sugesti positif.
– Mempelajari teknik sederhana untuk melepaskan atau ikhlas.
– Belajar menghargai cara kerja pikiran anak.
– Menemukan kekuatan bahwa “semuanya akan baik-baik saja”.