JOMBANG, KabarJombang.com – Ada stigma atau anggapan orang dewasa jika menangis terkesan cengeng dan kekanak-kanakan.
Apalagi, jika seorang pria terlihat menangis, maka dia bisa dinilai lemah dan tidak jantan.
Padahal dengan menangis, banyak manfaat yang bisa didapatkan.
Menabgis adalah respons alami dari manusia terhadap berbagai emosi. Baik kesedihan yang mendalam, hingga kebahagiaan yang ekstrem.
Menangis juga dinilai memiliki manfaat bagi kesehatan kita. Manfaat medis menangis sudah dikenal sejak zaman dahulu.
Para ahli dan tabib di Yunani dan Roma kuno berpendapat, air mata bekerja seperti obat pencahar yang berfungsi mengeringkan dan menyucikan manusia.
Ahli psikologis saat ini sebagian besar setuju dan menekankan peran menangis sebagai mekanisme yang memungkinkan kita melepaskan stres dan rasa sakit emosional.
Menangis adalah katup pengaman yang penting. Karena memendam perasaan di dalam hati atau disebut koping represif. Bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Sebuah studi mengaitkan koping represif dengan sistem kekebalan yang kurang tangguh, penyakit kardiovaskular, dan hipertensi.
Repressive coping juga memengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.
Menangis terbukti meningkatkan perilaku keterikatan, mendorong kedekatan, empati, dan dukungan dari teman dan keluarga.
Jenis air mata berbeda-beda
Ilmuwan membagi air mata atau tangisan menjadi tiga kategori berbeda, yakni air mata refleks, air mata terus-menerus (continuous tears), dan air mata emosional.
Dua kategori air mata yang disebutkan di awal berfungsi penting untuk menghilangkan kotoran seperti asap dan debu dari mata kita. Serta melumasi mata kita guna membantu melindungi mata dari infeksi.
Kategori ketiga atau air mata emosional berfungsi mengeluarkan hormon stres dan racun lain dari sistem tubuh. Berpotensi memberikan manfaat kesehatan yang besar.
Para peneliti menetapkan bahwa menangis membantu melepaskan oksitosin dan opioid endogen, yang juga dikenal sebagai endorfin.
Endorfin atau zat kimia yang menciptakan perasaan nyaman ini membantu meringankan rasa sakit fisik dan emosional seseorang.
Dalam budaya populer, kerap dibuktikan bagaimana tangisan bisa menjadi cara untuk merasa lebih baik dan mendapatkan kesenangan fisik.
Sebagai gambaran untuk membuktikan hal tersebut, kita bisa menonton film yang dikenal mampu membikin wajah kita “banjir” air mata seperti Titanic, atau Hachiko.
Apakah pria tidak boleh menangis?
Sejak usia dini, anak laki-laki diberikan pemahaman dari orangtua dan lingkungannya bahwa pria sejati tidak menangis.
Ketika anak laki-laki tumbuh dewasa, dia bisa membawa perasaannya lebih dalam dan menarik diri secara emosional dari orang yang dicintai.
Sisi negatifnya, dia akan memulihkan diri dengan cara mengonsumsi alkohol atau obat-obatan. Atau bahkan berujung pada tindakan bunuh diri.
Oleh karena itu, para pria perlu mempelajari cara mengenali kembali dengan emosi mereka.
Di tahun 1990-an, seorang penyair Robert Bly memimpin sebuah seminar pria.
Bly mengajarkan kepada para peserta bagaimana berhubungan dengan perasaan sedih dan kehilangan yang lama terpendam, dan menangis secara terbuka jika diperlukan.
Idealnya, mengenali emosi dan perasaan sedih harus diterapkan sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah dengan orang dewasa. Sehingga anak laki-laki cenderung lebih aman membicarakan perasaan yang mengganjal.
Menangis selama pandemi Covid-19
Kesedihan karena kehilangan teman atau anggota keluarga yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 membuat kita menjadi lebih sensitif.
Juga, banyak orang yang sebelumnya jarang menangis menjadi lebih mudah menangis.
Pakar medis menuturkan, seseorang yang menunjukkan emosi di depan umum menjadi normal baru atau kebiasaan baru.
Masalah seputar air mata
Terkadang, menangis bisa menjadi pertanda timbulnya suatu masalah. Terutama jika kita sering menangis tanpa alasan yang jelas, atau tangisan tersebut sampai memengaruhi aktivitas harian kita.
Di sisi lain, orang yang menderita depresi tertentu bisa jadi ingin mengeluarkan air mata. Hanya saja mereka tidak dapat melakukannya.
Jika kita terlalu sering atau terlalu jarang menangis, cobalah menemui ahli medis yang dapat membantu mendiagnosis masalah dan menyarankan perawatan yang tepat kepada kita.