JOMBANG, KabarJombang.com – Diabetes merupakan penyakit kronis yang seringkali datang tanpa disadari.
Banyak orang baru menyadari dirinya memiliki diabetes ketika telah mengalami komplikasi serius.
Sebenarnya, perkembangan gejala diabetes bergantung pada jenis diabetes yang Anda derita.
Biasanya, gejala diabetes tipe 1 dapat muncul hanya dalam beberapa minggu atau bulan, sedangkan gejala diabetes tipe 2 dapat memakan waktu beberapa tahun untuk berkembang.
Gejala diabetes yang sering tak disadari
Pada saat diagnosis, pasien mungkin memiliki gejala diabetes yang lebih klasik seperti kelelahan, peningkatan buang air kecil, dan rasa haus dan lapar yang berlebihan.
Tetapi ada beberapa gejala diabetes lainnya yang bisa menjadi tanda peringatan dari kondisi tersebut namun banyak orang tak menyadarinya.
Berikut gejala diabetes yang sering tidak disadari:
1. Perubahan Kulit
Kondisi kulit tertentu bisa menjadi tanda pertama bahwa Anda menderita diabetes.
Salah satu contohnya adalah akantosis nigrikans atau munculnya bercak seperti beludru, bewarna gelap, dan biasanya berkembang di lipatan atau lipatan kulit.
Peningkatan kadar insulin dapat menyebabkan akantosis nigrikans. Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan glukosa (gula darah) ke dalam sel untuk energi.
Kadang-kadang sel melawan insulin dan, sebagai tanggapan, lebih banyak insulin diproduksi.
Peningkatan kadar insulin merupakan indikasi resistensi insulin, yang merupakan pemicu pradiabetes dan diabetes tipe 2.
- Perubahan Penglihatan
Perubahan penglihatan tertentu bisa menjadi tanda bahwa gula darah Anda meningkat.
Kelebihan gula dapat merusak pembuluh kecil di mata dan menyebabkan perubahan cairan, yang memengaruhi kejernihan penglihatan.
Beberapa perubahan penglihatan paling awal dapat mencakup penglihatan kabur atau kesulitan membaca atau melihat objek yang jauh.
Jika tidak ditangani, perubahan penglihatan dapat memburuk dan Anda mungkin melihat bintik-bintik atau goresan yang gelap dan mengambang.
- Perubahan Pendengaran
Orang dengan diabetes juga berisiko tinggi mengalami gangguan pendengaran. Faktanya, diabetes bisa melipatgandakan risiko gangguan pendengaran.
Hal ini terjadi karena kerusakan saraf di telinga Anda yang dapat disebabkan oleh gula darah tinggi atau rendah.
Gula darah tinggi jangka panjang dapat merusak pembuluh darah kecil dan saraf di telinga bagian dalam.
Gula darah rendah dalam jangka panjang juga dapat merusak cara sinyal saraf dikirim dari telinga bagian dalam ke otak Anda.
- Sering terinfeksi
Orang dengan diabetes berisiko lebih tinggi terkena infeksi, termasuk infeksi bakteri seperti yang ada di sekitar kuku atau folikel rambut, serta bisul dan bintil (ketika kelenjar kelopak mata terinfeksi).
Infeksi yang sering dapat terjadi karena kombinasi kadar gula darah yang tinggi menciptakan lingkungan bagi bakteri untuk tumbuh dan melemahkan respon imun.