JOMBANG, KabarJombang.com – 600 liter cairan Eco Enzim dituangkan ke dalam sungai di wilayah sekitar Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Cairan yang dibuat dari sisa sampah dapur itu, diyakini ampuh untuk kesehatan badan.
Namun, jika ingin mengetahui lebih jauh, apakah cairan Eco Enzim yang dituangkan ke sungai dan diyakini manjur untuk kesehatan? Penyuluh Pertanian Lapangan Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Jombang, Tri Wahyuning Yunita mengatakan cairan Eco Enzim memang memiliki banyak manfaatnya.
“Eco Enzim ini merupakan larutan multifungsi yang dihasilkan melalui proses fermentasi dari sisa sampah dapur organik seperti buah-buahan, sayuran, gula merah tebu, air bersih. Warnanya kecoklatan lebih ke coklat muda atau tua dan berbau asam manis seperti khas bau rasa fermentasi,” ucapnya pada wartawan di lokasi sungai Desa Kepatihan pada Kamis (10/11/2022).
Tri sapaan akrabnya mengatakan, bahwa manfaat dari Eco Enzim sendiri beragam dan bisa menjamah berbagai elemen. Seperti manfaatnya untuk pertanian, peternakan, rumah tangga dan juga kesehatan.
“Kalau manfaatnya untuk pertanian itu bisa digunakan menyiram tanaman, dicampurkan 5 ml Eco Enzim kedalam 1 liter air, itu bisa memperbaiki kualitas buah pada tanaman horti,” katanya.
Sedangkan manfaat di lingkup peternakan, dirinya mengatakan cairan Eco Enzim dapat menghilangkan bau amis di Aquarium sekaligus menyehatkan ikan. Dengan mencampurkan 1 tetes Eco Enzim ke dalam 50 liter air.
“Selain itu, juga ada manfaatnya untuk rumah tangga, seperti untuk mencuci buah dari residu pestisida, membersihkan lantai rumah. Untuk kesehatan juga ada manfaatnya seperti cairan ini bisa digunakan untuk relaksasi dengan merendam kaki kedalam air hangat yang sudah dicampurkan sama cairan Eco Enzim,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, ia juga menuturkan, bahwa cairan Eco Enzim ini juga bisa menjernihkan udara di ruangan, membersihkan badan. Dapat digunakan untuk obat kumur dan lainnya.
“Untuk pembuatan cairan ini memang ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan. Ada formula nya, yakni 1 : 3 : 10. Maksud dari formula itu adalah bahan pembuatan dari cairan Eco Enzim seperti Gula Merah tebu 1 kilogram, sampah organik seperti buah-buahan atau sayuran 3 kilogram dan air bersih 10 liter,” jelasnya.
Ia pun tak sungkan memberikan informasi bagaimana pembuatan cairan Eco Enzim ini. Dirinya pun memberikan sebuah contoh dalam pembuatan Eco Enzim ini.
“Contoh perhitungannya misal di BPP Tembelang punya wadah 10 liter, yang dilakukan pertama kali adalah menghitung jumlah air bersih yang akan dimasukkan ke wadah, yakni 10 liter x 60 persen, yang hasilnya adalah 6 liter air,” ujarnya.
Kemudian, setelah itu selanjutnya menghitung porsi Gula Merah Tebu dan Sampah Organik dengan membagikan 6 liter air dengan 10 bagian sehingga setiap bagian menjadi 600 gram. Demikian, dari sana dapat dihitung jumlah Gula Merah Tebu dan Sampah Organik.
Sehingga hasilnya, gula merah tebu 600 gram yang telah menjadi 1 bagian, sampah organik 1,8 kilogram yang telah menjadi 3 bagian, dan air 6 liter yang telah menjadi 10 bagian. Dengan cara tersebut, masih menyisakan ruangan di wadah untuk gas hasil fermentasi.
“Untuk sampah dapur organik dapat kita masukkan ke wadah secara bertahap sehingga 3 bulan waktu fermentasi, dihitung dari tanggal terakhir bahan lengkap. Semisal kita membuat 5 liter Eco Enzim. Gula merah tebu 500 gram, sampah dapur organik 1500 gram, air 5 liter. Air dan gula diaduk dulu dalam wadah, kemudian kita masukkan sampah dapur organik secara bertahap,” tuturnya.
Ia melanjutkan, semisal pada tanggal 1 ada 500 gram sampah dapur, dimasukkan dulu, berarti masih kurang 1000 gram bisa dimasukkan besoknya lagi. Lalu, pada tanggal 10, semua bahan sudah lengkap dimasukkan ke wadah. Berarti 3 bulan dihitung dari tanggal 10 tersebut.
Setelah tercampur semua bahan, aduk dan tutup rapat fermentasi selama 3 bulan dan tidak boleh dipercepat waktu fermentasinya. Tidak juga diwajibkan untuk selalu mengaduk, bila ingin mengaduk, bisa sekali saja jika ada waktu.
“Setelah 3 bulan fermentasi, Eco Enzim siap dipanen. Cara memanen Eco Enzim dengan menyaringnya menggunakan kain saring sampai di dapatkan Eco Enzim yang jernih. Ampasnya bisa dijadikan kompos, atau dicampur ke tanah yang tidak subur dengan perbandingan 1 bagian ampas Eco Enzim : 5 bagian tanah,” pungkasnya.