MOJOWARNO, KabarJombang.com – Sejumlah siswi di Madrasah Aliyah (MA) yang ada di Mojowarno, Jombang mengungkapkan pengakuanya terkait adanya dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum Kepala Sekolah.
Pengakuan tersebut diungkapkan para siswi saat melakukan aksi unjuk rasa pada Rabu (13/11/2024) di halaman sekolah.
Siswi dengan nama samaran melati menanyakan kepantasan oknum Kepala Sekolah yang diduga cabul masih menduduki jabatan tersebut. “Apakah pantas Kepala Sekolah yang cabul masih disini?,” tanyanya sambil menahan tangisan. “Oo gendeng iku,” respon salah satu wali murid saat mendengar pengakuan siswi tersebut.
“Saya berniat salim, habis sholat. Kenapa kok langsung dirangkul kayak gitu?, kalau dirangkul di sini tidak apa-apa lha ini di bagian sini e,” ungkap melati sambil menunjukan bagian pundaknya.
“Saya juga risih kalau gitu, ini juga kan bukan muhkrim,” lanjutnya yang diikuti dengan suara tangis yang sudah tak tertahankan.
Kemudian siswi lainya dengan nama samaran Mawar juga mengakui kalau dirinya pernah dilakukan dengan tidak senonoh oleh oknum Kepala Sekolah.
“Saat saya mau berangkat sekolah. Terus pas saya bersama anda mala anda terus memeluk-meluk gitu, terus ada yang ngevideo. Saya juga risih, Pak, diperbuat kayak gitu,” ujarnya sambil menahan emosi.
“Sebelumnya saya minta maaf ya pak, saya dulu pernah memakai olahraga SMP. karena baju olahraga MA saya masih saya tukarkan karena kekecilan. Terus saat bapak lagi di parkiran, saya habis salim, kemudian mendorong sepeda habis itu bapaknya bilang loh pakai seragam mana itu sambil nyolek saya kayak gini,” jelasnya.
Terus gimana maksudnya keluarga saya tidak pernah melakukan kayak gini ,” tambah Mawar yang diikuti oleh teriakan masa yang datang dan ikut geram.
Lalu siswa lainya dengan nama samaran Bunga sampai bersumpah dan mengakui kalau dirinya pernah dipegang pinggulnya oleh oknum Kepala Sekolah. “Demi Allah saya dipegang pinggulnya,” bebernya.
Selain dugaan pelecehan oleh oknum Kepala Sekolah, siswa lainya juga mengungkapkan kekesalanya kepada oknum Kepala Yayasan yang menurutnya menyakiti hati seorang anak yatim.
“Saya di bilangin yatim kufur-kufur nikmat. Anda tidak tau kondisi keluarga saya kalau anda enak orang punya, lha saya,” ungkapnya sambil menahan emosi.
Sementara Ahmad Syiarudin Ketua Yayasan yang menaungi MA tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut.
Ia berharap peristiwa tersebut tidak benar adanya, meski ia menegaskan bahwa pihak yayasan tidak akan menutup-nutupi apapun jika terbukti ada kesalahan.
“Kami sangat berharap hal tersebut tidak terjadi. Namun, jika memang terbukti, kami tidak akan mentolerir tindakan tersebut dan akan segera mengambil langkah yang sesuai,” tegasnya.
“Kami berjanji untuk melakukan tindakan yang terukur dan berdasarkan fakta. Ini akan kami dalami. Bolak-balik kami sampaikan, kalaupun itu terjadi ini saya harap ini yang terakhir, tapi tetap berharap ini tidak terjadi. Namun kami tidak ingin menutup fakta,” pungkasnya.