JOMBANG, KabarJombang.com – Seorang pemuda berinisial DS (20), warga Kecamatan Lengkong, Nganjuk, mengalami kejadian nahas saat mengisi bahan bakar di SPBU Perak, Jombang, Minggu (9/2/2025). Ia diduga menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang yang tengah melakukan konvoi di sekitar lokasi kejadian.
Insiden ini terjadi sekitar pukul 07.30 WIB ketika DS bersama dua temannya singgah di SPBU untuk mengisi BBM. Saat antre, ia berada seorang diri, sementara kedua rekannya menunggu di pintu keluar SPBU.
Namun, situasi mendadak berubah ketika rombongan kendaraan yang diduga merupakan kelompok pesilat melintas dari arah timur ke barat. Tanpa ada interaksi sebelumnya, mereka berbalik arah, mendekati DS, lalu melakukan serangan mendadak.
“Saya kaget, mereka tiba-tiba menyerang tanpa bertanya apa pun. Saya tidak mengenal mereka, tapi saya langsung dipukul,” ujar DS saat diwawancarai, Senin (10/2/2025).
Menurut DS, sebelum aksi pengeroyokan terjadi, terdengar teriakan menyebutkan nama organisasi tertentu, yang diduga menjadi pemicu aksi kekerasan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya maupun kedua temannya tidak mengenakan atribut apa pun yang berkaitan dengan kelompok tertentu.
“Waktu itu saya hanya memakai jaket hitam, tidak ada atribut pesilat atau lainnya. Tapi mereka tetap menyerang,” tambahnya.
Dalam insiden yang berlangsung sekitar dua menit itu, DS mengalami pemukulan dengan tangan kosong, dihantam dengan helm, hingga ditendang berulang kali. Bahkan saat sudah tersungkur, ia masih menjadi sasaran kekerasan.
Beruntung, beberapa pegawai SPBU dan warga sekitar segera melerai, sehingga massa membubarkan diri. Setelah itu, korban langsung dibawa ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian tersebut.
Kasus ini mendapat perhatian serius dari keluarga korban. Ayah DS, Siswanto (55), menegaskan bahwa ia menolak segala bentuk perdamaian dan meminta pihak berwenang mengusut tuntas kejadian ini.
“Saya ingin kasus ini tetap diproses hukum, tidak ada kata damai. Kalau dibiarkan, kejadian seperti ini bisa terulang,” tegasnya.
Sementara itu, ibu korban, Sugiarti (42), tak kuasa menahan tangis saat melihat video pengeroyokan anaknya yang tersebar di media sosial.
“Saya tidak habis pikir, anak saya tidak pernah macam-macam, tapi diperlakukan seperti itu, dihajar ramai-ramai,” ucapnya sambil menangis.
Pihak kepolisian memastikan bahwa kasus ini tengah dalam penyelidikan. Kasi Humas Polres Jombang, AKP Kasnasin, menyatakan bahwa aparat telah menerima laporan korban dan sedang mengumpulkan bukti serta mencari para pelaku.
“Kami akan mengusut tuntas dan menindak tegas semua yang terlibat sesuai hukum yang berlaku,” ungkapnya.