JOMBANG, KabarJombang.com – Kasus mutilasi yang menewaskan AS (37) warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, mengguncang keluarga besar almarhum. Yusuf Dedi, kakak kandung korban, mengungkapkan bahwa adiknya dikenal sebagai sosok yang pendiam.
“Adik saya memang pendiam, jarang berbicara di rumah, hanya berbicara saat ada kebutuhan,” ungkap Yusuf seusai prosesi pemakaman almarhum, pada Rabu (19/2/2025).
Yusuf menceritakan bahwa pertemuan terakhir dengan adiknya berlangsung pada Sabtu, (8/2/2025), saat mereka bertemu di tempat kerja korban. Setelah pulang, AS berpamitan untuk keluar rumah, namun hingga saat ini, Yusuf tidak mengetahui kemana tujuan adiknya.
AS saat ini bekerja di salah satu usaha percetakan yang ada di Kabupaten Mojokerto yang kebetulan satu kerjaan dengan Yusuf kakak kandungnya. Kabar duka datang melalui polisi yang menginformasikan mengenai sepeda motor dan ponsel korban yang ditemukan di lokasi kejadian.
“Awalnya kami tidak menduga, tidak ada firasat apapun. Saya baru tahu kabar duka dari pihak kepolisian yang menghubungi kami,” ujar Yusuf.
Keluarga korban sangat terkejut dengan kematian tragis AS. Yusuf menyatakan, ia mendapat informasi dari polisi bahwa pelaku dan korban kemungkinan besar saling mengenal, bahkan diduga pelaku merupakan rekan kerja korban saat bekerja di industri plywood.
“Katanya pelaku teman lama AS waktu dulu kerja di plywood pabrik triplek, sebelum kerja di percetakan Mojokerto. Tapi kami belum bisa memastikan karena saya sendiri tidak mengenal teman-teman kerjanya,” jelasnya.
Dari informasi yang diperoleh polisi, peristiwa pembunuhan ini diduga terjadi setelah terlibat perkelahian. Meski demikian, keluarga belum mengetahui motif pasti di balik tindakan brutal tersebut.
“Pihak kepolisian mengatakan ada perkelahian, tapi kami belum diberi penjelasan lebih lanjut tentang penyebab pasti pembunuhan ini,” tambah Yusuf.
Keluarga korban pun mendesak aparat kepolisian untuk menyelidiki kasus ini secara tuntas dan memastikan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. “Kami ingin pelaku dihukum seberat-beratnya. Kami sangat kecewa dengan kejadian ini,” tegasnya.