JOMBANG, KabarJombang.com – Satreskrim Polres Jombang akhirnya menangkap salah satu anggota geng motor yang meresahkan dan menyerang warga, di Kecamatan Diwek beberapa hari lalu. Aksi mereka sempat viral di berbagai media sosial.
Menurut Kasatreskim Polres Jombang, AKP Giadi Nugraha, Kronologi kejadian tersebut berasal dari 100 pemuda yang akan melakukan aksi galang dana di Kecamatan Diwek.
Diketahui 100 pemuda geng motor tersebut terdapat 6 pemuda asal Jombang, sisanya pemuda asal Lamongan dan Nganjuk yang mengatasnamakan salah satu perguruan silat dan juga salah satu komunitas anak jalanan.
“Perlu di ketahui, konvoi geng motor ini ada 100 orang. Ada 6 pemuda asal Jombang dan sisanya berasal Lamongan dan Nganjuk, mereka sebagian mengatas namakan anak jalanan, dan sebagian lagi mengatas namakan perguruan silat,” ujar Kasatreskim Polres Jombang, Jumat (8/4/2022).
Sebelum melakukan aksi konvoi, para geng motor berkumpul di SPBU Perak, dan akan melakukan aksi galang dana terlebih dahulu.
“Mereka berkumpul di SPBU perak, tujuan mereka adalah galang dana di Diwek dengan mengatas namakan perguruan silat,” bebernya.
Lanjut Giadi, Setelah pukul 20.00 gerombolan geng motor tersebut dibubarkan oleh polisi. Tak berhenti di situ saja, mereka melakukan konvoi arak-arakan setelah di bubarkan.
“Setelah mereka bergabung dari Lamongan dan Nganjuk pukul 20.00 dibubarkan. Pada saat dibubarkan, kumpulan geng motor ini konvoi dan arak-arakan dengan melakukan kerusakan serta pengeroyokan,” Imbuhnya.
Terjadinya pengeroyokan lantaran ada kesalah paham dengan korban berinisial SA yang diduga salah satu anggota dari perguruan silat lain. Para geng motor tersebut menghentikan motor SA di pinggir jalan Raya Dempok, Grogol, Diwek kemudian dianiaya.
“Korban diduga salah satu perguruan berbeda, padahal korban merupakan mahasiswa Unhasy. Korban saat itu panik dan gugup sehingga lari. Namun, geng motor mengejarnya dan melakukan pengeroyokan,” bebernya.
Adapun tujuan para anggota geng motor ini tak lain hanyalah ingin menunjukkan suatu eksistensi dengan cara konvoi bersama dan melakukan tindakan yang arogan.
“Mereka hanya oknum salah satu perguruan silat dan salah satu komunitas, mereka hanya ingin menunjukkan eksistensi bahwa mereka bisa melakukan konvoi secara arogan,” tukasnya.