JOMBANG, KabarJombang.com – Dalam era digitalisasi yang terus berkembang, masyarakat dihadapkan pada beragam aplikasi investasi yang menawarkan peluang menggiurkan.
Salah satu aplikasi yang belakangan ini menjadi sorotan adalah Smart Wallet, yang konon menjanjikan keuntungan besar bagi para penggunanya.
Meski belum begitu banyak yang mengetahui tentang aplikasi ini, namun publik dihebohkan oleh dugaan bahwa Smart Wallet mungkin terlibat dalam praktik penipuan atau scam.
Dari informasi yang dihimpun Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama 16 kementerian/lembaga, resmi menghentikan kegiatan usaha ilegal berkedok penawaran loker pekerja paruh waktu (part time-freelance) dan smart wallet robot trading. Keduanya terindikasi menipu dan tidak berizin dari otoritas terkait.
Di kabupaten Jombang salah satu anggota DPRD Jombang, berinisial AT, yang gencar mempromosikan smart wallet di media sosial tiktok dan youtube smart wallet jombang. Dari informasi yang berkembang, AT selaku direkturnya smart wallet cabang Jombang yang kantornya beralamat di ruko jl Urip Sumoharjo Jombang.
Namun pada akhirnya, para korban smart wallet mulai mencuat ke publik, mereka merasa ditipu karena saat mau dicairkan, tidak bisa. Begitu juga saat para korban mendatangi kantor smart walet Jombang sudah tutup.
(OB) warga jombang, mengatakan kalau yang menjadi korban adiknya. Awalnya adiknya setor uang Rp 1.000.000 satu bulan kemudian di cairkan menjadi Rp 1.800.000, selanjutnya adik saya investasi lagi sebesar Rp 13.000.000 dan mau dicairkan tidak bisa.
“Kata adek saya, ketuanya atau direkturnya smart wallet Jombang pak Tohari, setelah saya datang ke kantor smart wallet menurut keterangan orang sekitar memang itu kantor smart wallet sudah tiga hari ini tutup dan banernya sudah dicopoti. Sebelumnya, memang ada aktivitas katanya Pak Tohari, kadang-kadang satu minggu sekali datang ke kantor tersebut, sedangkan untuk korban aplikasi smart wallet yang banyak dari utara brantas wilayah Jombang dan banyak oknum oknum mantan kades yang jadi korban,” jelasnya pada kabarjombang, Senin ( 25/3/2024) .
Hal sama juga dikatakan korban smart wallet asal Kecamatan Ploso inisial (IS). Ia menceritakan awalnya dia didatangi temannya mantan kades, selanjutnya mengenalkan leader smart wallet wilayah utara brantas bernama Wahyu Cahyono yang juga mantan Kades, mempromosikan kalau ada aplikasi smart walet.
“Kalau setor uang satu juta jadi satu juta 800,selanjutnya saya diundang di salah satu di hotel di Jombang juga dihadiri direkturnya smart walet Jombang pak Tohari anggota DPRD Jombang. Akhirnya saya percaya anak saya juga ikut setor uang 12.000.000 saya dan anak saya ikut kisaran total 20 juta. Tanggal 20 Maret kemarin saya datangi di kantor smart wallet cabang Jombang alamatnya di ruko di dekat rumah sakit muslimat rencana mau saya cairkan tetapi tidak bisa, malah disuruh buka rekening lagi, suruh setor 700 ribu. Nah dari situ mulai curiga kalau kena tipu. Setelah itu pada tgl 20 maret 2024 datangi kantor smart wallet Jombang sudah tutup dan baner tulisan smart walet sudah dicopot,” terangnya.
Ia juga menambahkan, untuk korbannya sangat banyak terutama wilayah kecamatan Plandaan, Kabuh. “Ngusikan rata-rata korban sudah mengeluarkan uang cukup banyak ada yang satu keluarga mencapai kisaran 30 juta malah ada oknum polisi juga kena tipu kisaran 100 juta, jadi banyak yang tergiur oleh aplikasi smart walet. Parahnya lagi kalau ada even satu juta jadi dua juta itu banyak yang tertarik dan sudah investasi teryata tanggal 20 Maret 2024 tidak bisa dicairkan. Harapan saya pak Wahyu Cahyono selaku leadernya utara brantas dan pak Tohari selaku direkturnya harus bertanggung jawab karena mereka yang mengumpulkan yang mengundang,” jelasnya.
Achmad Tohari anggota DPRD Jombang saat dikonfirmasi terkait berita tersebut mengatakan, akan mengklarifikasi dulu ke pihak smart wallet.
“Kan aplikasi di HP di Jombang pengikutnya banyak, bukan hanya lewat saya banyak sekali leadernya ditanya dulu itu ikut atasannya siapa ada 6 orang lebih leadernya jadi saya tidak bisa menjelaskan, karena anak buah saya aman semua tidak ada masalah, kalau leadernya pak Wahyu ya ditanya ke pak Wahyu, jangan ke saya monggo ditelusuri dulu karena leadernya banyak, bukan hanya saya,” jawabnya.