JOMBANG, KabarJombang.com – Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah, sejumlah desa di Kabupaten Jombang melaksanakan tradisi takbiran keliling untuk merayakan malam Lebaran. Namun, seiring perkembangan zaman, penggunaan obor sebagai alat penerangan dalam takbiran keliling dianggap semakin berisiko, terutama bagi anak-anak. Untuk mengatasi masalah tersebut, seorang warga Jombang mengembangkan inovasi lampion takbir sebagai solusi aman dan menarik.
Achmadun (41), warga Desa Jogoloyo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, yang merupakan pengusaha lampion takbir, menjelaskan bahwa lampion takbir ini dapat menjadi pengganti obor tradisional yang sering digunakan dalam kegiatan takbiran keliling, khususnya di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Masjid, Musala, atau desa-desa.
Dibuat dengan bahan yang aman bagi anak-anak dan memiliki warna yang menarik, lampion ini lebih aman dibandingkan dengan obor yang berisiko menimbulkan kebakaran. Lampion takbir memberikan solusi keamanan yang lebih baik selama kegiatan takbiran keliling.
“Harapan kami, dengan inovasi lampion takbir ini, takbiran keliling bisa lebih aman dan menyenangkan, terutama bagi anak-anak yang merayakan Hari Raya Idul Fitri, dengan takbir keliling,” kata Achmadun.
Proses pembuatan lampion takbir ini dimulai pada tahun 2017, setelah Achmadun melihat potensi bisnis dari keresahanya terhadap supplier karena tidak bisa memenuhi permintaannya. Akhirnya ia mempunyai ide dan berinisiatif untuk membuat sendiri dengan bahan-bahan yang ia peroleh dari pasar ke pasar.
“Untuk membuat lampion takbir ini membutuhkan bahan-bahan seperti paralon, tikar spons, bola lampu karakter, dan lampu LED. Awalnya untuk hiasan mahkotanya kita biat dengan sangat manual, kita pola menggunakan pensil, kemudian dipotong menggunakan gunting. Tapi setelah itu, saya menggunakan alat pemotong otomatis untuk mempercepat proses produksi,” jelasnya.
Harga lampion takbir yang diproduksinya sangat terjangkau. Lampion dengan lampu karakter dijual seharga Rp10.000, sementara lampion yang dilengkapi dengan LED di tongkatnya dijual seharga Rp12.500. Untuk saat ini ia hanya melayani pemesanam dalam jumlah partai atau lusinan.
Menurutnya meskipun pada tahun ini permintaan lampion takbirnya tergolong sepi peminat dan mulai ditinggalkan, pelanggan yang pernah memesan di tempatnya tidak hanya dari Jombang, tetapi juga dari kota besar lainnya di Jawa Timur seperti Tuban, Lamongan, Terenggalek, Malang, dan Blitar.
Sebagai pengusaha lampion takbir, ia berharap pada tahun ini orderannya bisa lebih meningkat peminatnya. Selain itu dari inovasiya membuat lampion ramah anak tersebut bisa diterima oleh masyarakat, sehingga kegiatan takbir keliling di desa-desa dapat lebih aman dan menyenangkan, terutama bagi anak-anak yang merayakan hari raya idul fitri.
Salah satu pelanggan, Wildan Prayoga (25), mengungkapkan alasan ia memilih lampion takbir ini, Ia mengaku membeli lampion ini untuk adiknya. “Lampion takbir ini lebih aman dibandingkan obor yang biasanya digunakan untuk takbir keliling. Selain itu, lampion ini buatan tangan dan harganya juga lebih terjangkau dibandingkan yang ada di pasaran,” pungkas Wildan.
Menurutnya lampion takbir buatan Achmadun tersebut bisa menjadi opsi untuk menggantikan penggunaan obor yang selama ini dianggap berbahaya, terutama untuk anak-anak. Dengan adanya lampion ini, Wildan berharap kegiatan takbir keliling di desa-desa menjadi lebih aman dan menyenangkan.