Tasbih Wangi Berukir Asal Ploso Jombang, Tembus Mekkah

Rohman pengrajin tasbih saat mengecek hasil kerajinannya. (Foto: M. Fa'iz H)
  • Whatsapp

PLOSO, KabarJombang.com – Dengan barang yang cukup sederhana. Pengerajin tasbih asal Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang ini bisa menjadikan barang bernilai tinggi dan pengusaha sukses.

Adalah Fahruch Rohman (28), pengrajin tasbih asal Bawangan yang sudah terkenal di baik sejumlah kota besar di Indonesia, bahkan luar negeri.

Baca Juga

Fahruch Rohman mengatakan, tasbih yang dibuatnya berbeda dari jenis bahan tasbih pada umumnya karena ada kelebihan. Mulai dari ukiran, bahannya dari kayu yang wangi, serta terdapat filosofi dan sejarah sendiri dari tiap beberapa variasi tasbih tersebut.

“Tasbih ini sangat asing diwilayah kota santri, bahkan di wilayah lainnya juga. Karena dari bahan dan keistimewaannya mempunyai ciri khas yang berbeda. Kayunya sebagian kayu cendana, gaharu, dan jenis lainnya sesuai pesanan,” ujar Rohman kepada KabarJombang.com, Rabu (2/6/2021).

“Selain itu kayu-kayu yang tersedia di sini sudah mempunyai kelebihan sendiri. Seperti kayunya yang wangi dan mempunyai filosofi atau sejarah yang berbeda,” lanjutnya.

Usaha kerajinan tasbih ini sudah dilakoni sejak sepuluh tahun lalu. Sementara untuk pemasarannya melalui berbagai media sosial.

“Saya sudah lama berusaha sebagai pengrajin tasbih ini Tasbih ini kan dipakai wiritan, jadi saya mendapatkan berkah juga dari manfaat tasbih tersebut,” tuturnya.

Menurutnya, dari keberkahan tasbih tersebut, usahanya lancar hingga menjadi usaha yang terkenal dalam negara hingga luar negeri. Tidak hanya itu, omzet yang didapat dalam perbulannya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

“Untuk pengirimannnya sudah meluas ke luar Jawa seperti daerah Bali, Batam, Manado. Selain itu juga sering ngirim ke luar negeri, seperti di Singapura, Makkah, China dan lainnya. Untuk omzetnya, kalau di Desa Bawangan ini sebulanannya sekitar Rp 5 juta sampai Rp 10 juta,” katanya.

Selain itu Rohman juga mempunyai tiga took yang omsetnya juga tidak menentu. “Kalau ngirim ke luar negeri bisa sampai Rp 50 juta lebih,”ujarnya.

Sementara itu, Gunawan (33) salah seorang karyawan mengatakan, bahwa kesulitan dalam proses pembuatannya di bagian kepala tasbih. Sehingga dalam seharinya hanya hanya bisa menghasilkan lima tasbih.

“Tasbih yang beraroma wangi ini kesulitannya dalam pengukiran berada saat membuat kepala tasbihnya. Untuk setiap harinya masih bisa membuat tasbih sebanyak lima  tasbih saja,” jelas Gunawan. (MG-1).

 

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait