Pasar Hewan Tunggorono, Jadi Pasar Barang Bekas

  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Siapa sangka Pasar Tunggorono, Jombang  dulunya sebagai pasar hewan. Kini, pasar Tunggorono, dipenuh dengan barang loak.

Awal mula berdirinya Pasar Tunggorono, ketika penjual loak-an dari Pasar Legi dan Pasar Pon yang tidak memiliki lapak dialokasikan di pasar hewan kawasan pasar Tunggorono. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pedagang loak membludak dan menggeser posisi pasar hewan.

Baca Juga

Bendahara Pasar Tunggoron, Edi (49) mengatakan,  sampai saat ini penjual barang bekas mendominasi pasar dari pada penjualan hewan.

“Dulunya pasar sapi ada kambing juga, saat ini yang tersisa hanya penjual kambing dan burung,” ungkap .

Menurutnya, pengelola pasar dan penjual barang bekas, lokasi yang digunakan untuk mengais rejeki telah ada sejak 1980-an. Namun diresmikan pada tahun 1994 oleh Bupati KDH TK II Jombang Soewoto Adiwibowo.

Pasar Tunggorono Jombang, menyediakan berbagai jenis barang bekas mulai dari perlengkapan kendaraan hingga perabotan rumah tangga.

 

Lokasi pasar ini, sangat strategis berada di Jalan satu arah Yos Sudarso dan di sebelah utara jalan Mayjend Sungkono, Tunggorono, Jombang. Beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai sore hari.

Pantauan di lokasi selain barang bekas yang dijual seperti, perlengkapan mobil, motor, sepeda onthel, mesin, perabotan rumah tangga dan handphone. Adapula barang baru yang dijual seperti pisau, kran, obeng, tang dan lain sebagainya.

Menurut Edi prosentase barang yang dijual di Pasar Tunggorono 70 persen barang bekas, 30 persen barang baru.

Hal itu senada dengan ungkapan seorang pedagang totok motor Fauzi (56) Barang bekas yang dijajakan para penjual mendomnasi. Menurutnya walaupun barang bekas namun banyak juga yang memiliki kualitas bagus.

“Disini macam-macam barangnya mas, baru bekas ada. Harga dari paling murah Rp 5 ribu sampai Rp 60 ribu di lapak saya ini ya ada,” ungkap Fauzi.

Harga barang di pasar Tunggorono relatif murah, pembeli bisa melakukan transaksi tawar menawar secara langsung dengan penjual hingga mendapatkan kesepakatan harga yang pas.

Barang yang ditawarkan oleh para penjual kawasan Tunggorono merupakan barang dari perosok berbagai daerah untuk ditawarkan pada pemilik lapak. Pemilik lapak akhirnya memilih barang yang masih layak dipakai atau masih bisa diperbaiki untuk dijual kembali.

“Ya kita barangnya biasanya dari para perosok, kita pilah yang masih bagus, kemudian kita cuci, kadang ya ada yang di solder dan sebagainya,” imbuh Pemilik lapak.

Sementara penjual di lapak asal Pulo Lor Mandon (55) mengatakan selain barang bekas dan baru, terdapat juga barang-barang KW yang dijual di kawasan ini.

Ia juga menceritakan pembagian lapak para penjual, bermula dari kios yang ada di depan jalan dibandrol harga satu sampai Rp 2 juta-an. Sedangkan lapak dibelakang dengan posisi lesehan, kini berubah.

“Ini dulunya yang bagian belakang lesehan, kemudian perlahan akhirnya para pedagang membangun lapak sendiri-sendiri. Hingga ada blok-bloknya saat ini,” pungkas Mandon.

 

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait