JOMBANG, KabarJombang.com – Berkah Hari Raya Idul Fitri 2025 nampaknya masih belum dirasakan oleh penjual pakaian di Pasar Tradisional Ngoro Jombang. Dimana, di pasar tradisional ini, khususnya bagi penjual pakaian masih sepi pembeli.
Hal itu dirasakan oleh Tutik (64) dan Siti Shokifah (53), pedagang pakaian yang menjual berbagai jenis pakaian mulai dari pakaian wanita seperti daster, jubah muslim, dan pakaian cowok seperti pakaian Koko hingga peci.
Meski sudah mendekati Hari Raya Idul Fitri, mereka mengaku belum banyak pembeli yang datang. “Selama bulan Ramadan ini terkadang ada pembeli, terkadang tidak ada pembeli sama sekali, ” ujar Tutik.
Tutik dan Siti Shokifah menjelaskan penyebab pedagang pakaian di Pasar Tradisional Ngoro sepi pembeli. “2 Tahun ini sepi pembeli karena kalah dengan toko-toko pakaian besar dan toko pakaian online,” jelas Tutik.
“Sekarang serba online jadi semua lebih senang belanja pakaian online, ketimbang membeli langsung ke Pasar Tradisional,” tambah Siti Shokifah.
Tutik menjelaskan jumlah penjualan sangatlah sedikit menjelang Hari Raya Idul Fitri, hampir tidak ada perbedaan dengan hari-hari biasanya.
“Penjualan pakaian selama ini hanya laku 1 potong, 2 potong saja. Sedangkan, hari-hari biasanya tidak laku sama sekali alias kosong,” jelas Tutik.
Tutik mengatakan, jika penghasilannya selama satu bulan Ramadhan per harinya tidak sampai 100 ribu. “Sehari cuma bisa mendapatkan uang 40 ribu, terkadang 50 ribu, bahkan sampai 20 ribu saja. Sedangkan, kalau hari biasanya tidak ada pemasukan sama sekali,” jelas Tutik.
Pedagang pakaian di Pasar Tradisional merasa rugi dengan jumlah pemasukan tidak sebanding dengan pengeluaran ketika membeli pakaian di tengkulak untuk dijual kembali.
Ditambah baju yang mereka beli dari tengkulak tidak dapat dikembalikan, meskipun tidak laku beberapa bulan hingga tahunan.
Hal itu dijelaskan oleh Tutik dan Siti Shokifah yang menyebabkan mereka tidak memiliki modal untuk mengembangkan model-model pakaian.
“Kurangnya pemasukan menyebabkan saya tidak mampu membeli model-model baju lainnya termasuk model baju muslim, ” keluh Tutik.
Berbeda dengan Siti Shokifah yang menjual makanan Frozen demi mendapatkan pemasukan Selian dari hasil penjualan pakaian.
“Terpaksa saya harus berjualan makanan Frozen seperti sosis, pentol agar mendapatkan penghasilan tambahan karena kalau hanya mengandalkan penjualan pakaian tidak akan mencukupi. Bahkan saya lebih sering melayani pelanggan untuk membeli makanan Frozen ketimbang baju, ” jelas Siti Shokifah.
Sepinya pembeli baju di Pasar Tradisional Ngoro Jombang menyebabkan banyak penjual pakaian gulung tikar. Meskipun sudah memberikan harga yang murah dari 40 ribu sampai 80 ribu demi mendapatkan penghasilan dari penjualan pakaian.