MOJOAGUNG, KabarJombang.com – pelemahan rupiah atas kenaikan dolar memberi dampak positif maupun dampak negatif bagi pelaku ekonomi atupun pengusaha. Saat ini nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan bahkan tembus mencapai angka Rp 17.000 per dolar Amerika Serikat di Pasar asing.
Salah satu dampak positif dari pelemahan rupiah tersebut dirasakan oleh Haji Istono salah satu pengerajin kuningan UD Ganesa yang berlokasi di Dusun Senen Selatan Desa Mojotisrono Kecamatan Mojoagung Jombang.
“Kalau penilaian mata uang rupiah menurun, justru malah saya yang senang karena inikan nilai penjualannya di bawah standar sana, jadi akan lebih banyak yang laku. Sama halnya ketika terjadi kritis moneter tahun 90 an itu Produk Kuningan kami naik daun,” jelas Istono.
Hasil dari Produk kerajinan dari luningan di tempat ini, dipasarkan sampai keluar mancanegara seperti Eropa, Belanda, Amerika, dan German.
Bukan hanya melayani pemesanan dari sektor mancanegara, hasil produk Kuningan dari UD Ganesa juga merambah pasar-pasar lokal. Seperti Bali, Mojokerto, Jombang, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Selain itu, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar memberikan dampak yang positif bagi industri kunungan, juga dikarenakan bahan yang digunakan tidak dibeli secara impor.
“Bahan untuk pembuatan kerajinan kuningan kita peroleh atau kita beli dari pengepul rosokan disekitar Mojoagung. Bahkan di luar Mojoagung seperti malang, Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya, ” ucap Istono.
Pemasaran dilakukan ke luar negeri rutin dilakukan oleh UD Ganesa untuk memenuhi permintaan dari costumer.
” Kami rutin memasarkan ke luar negeri setiap 6 Bulan dan itu rutin kami lakukan tergantung pemesanan, dan harga yang kami jual ke luar negeri jauh 3 kali lipat dari harga di pasar domestik, ” jelas Istono.
Ekonomi kreatif kerajinan kuningan UD Ganesa ini sudah berjalan dari tahun 80 an sampai saat ini masih eksis dan terus berkembang. Banyak kunjungan dari warga mancanegara yang berdatang untuk membeli atau memesan kerajinan tersebut, ataupun hanya sekedar berkunjung.