Jelang Lebaran Ketupat di Jombang, Penjual Janur Raup Untung

Penjual janur dan cangkang ketupat di Pasar Peterongan Jombang. Kabarjombang.com/Anggraini Dwi/
Penjual janur dan cangkang ketupat di Pasar Peterongan Jombang. Kabarjombang.com/Anggraini Dwi/
  • Whatsapp

PETERONGAN, KabarJombang.com – Menjelang lebaran ketupat, penjual janur mulai menjamur di Pasar Peterongan, Jombang.

Lebaran “kedua” bagi masyarakat Jawa ini identik dengan ketupat serta opor maupun “lepet” sama dengan hari raya Idul Fitri.

Baca Juga

Ketupat merupakan makanan yang dibuat dari bahan dasar beras, yang dimasukkan ke dalam cangkang ketupat dari daun kelapa. Bentuk ketupat sendiri biasanya berbentuk kantong segi empat, kemudian direbus sebagai pengganti nasi.

Sedangkan, lepet merupakan salah satu makanan yang dimasak dengan berbahan dasar beras ketan yang dicampur kacang, kemudian dimasak dalam santan dan dibungkus daun janur.

Hari raya ketupat ini juga merupakan tradisi yang selalu dilaksanakan oleh umat muslim di Jawa sebagai penutup hari raya Idul Fitri. Dan tak heran jika permintaan janur oleh masyarakat saat menjelang lebaran ketupat alami peningkatan.

Seperti yang terlihat di Pasar Peterongan, Jombang. Sejumlah penjual janur dadakan berbaris dan saling menawarkan jualannya di sepanjang pinggir jalan belakang Pasar.

Mendadaknya para penjual janur ini karena mereka yang semula berjualan bunga, berjualan buah, dan menjadi petani seakan memanfaatkan momen ini untuk beralih berjualan janur.

Janur yang dijual tersebut, ada yang dimuat dikendaraan tossa, ada yang digelar pinggir jalan dilapisi karung, ada juga yang diletakkan diatas sepeda dan motornya.

“Saya baru hari ini jualan janurnya, biasanya jualan bunga buat takziyah-takziyah. Dan memang kalau setiap menjelang kupatan saya jualan janur,” salah satu penjual janur Niatun (52) saat ditemui di Pasar Peterongan, Minggu (16/5/2021).

Janur yang diperoleh Niatun berasal dari beli dari penjual janur lain, yang kemudian ia jual kembali. Setiap ikat janur ia jual seharga Rp 7 ribu, begitupun dengan janur yang sudah ia bentuk ketupat. Sementara untuk pengikat lepetnya (tutus) ia jual seharga Rp 1 ribu.

Janur yang ia jual tersebut, ia letakkan diatas boncengan dan keranjang sepeda ontelnya, dan sebagian lagi ia letakkan diatas meja bersama dengan bunga.

“Karena ini kan baru pertama saya jualannya jadi belum tau berapa yang kejual, tidak menghitung. Tapi ini saya bawanya sekitar 30 ikat janur,” ungkapnya.

Senada dengan penjual janur lain, Yani (39) yang sudah jualan janur sejak hari Jumat (14/5/2021) kemarin, yang setiap jualannya ia berhasil menjualkan janurnya sekitar 50 ikat janur.

Janur yang ia jual per ikatnya berisi 10 janur, ada juga yang satu ikatnya berisi 100 janur. Total janur yang dijual Yani hari Minggu (16/5/2021) ini sekitar 500 janur lebih.

“Ya Alhamdulillah ramai. Tiap ikat janur saya jualnya Rp 5 ribu, kalau ikat lepetnya ini Rp 1 ribu. Kalau ketupat yang sudah jadi harganya Rp 7 ribu, tidak sama. Jadi, bervariasi ada yang beli janurnya saja, ada juga yang beli janur bentuk ketupat yang langsung jadi,” kata Yani.

Sementara itu, pembeli janur dan ketupat, Sofiana (28) mengungkapkan jika setiapp menjelang lebaran ketupat ia berbelanja janur. Untuk dimasak sebagai pengganti nasi, yang dihidangkan dengan opor ayam.

“Iya, setiap akan lebaran ketupat saya belanja janur. Dan ini kan juga sudah tradisi setiap habis lebaran Idul Fitri. Ini saya beli 20 janur buat kupat sekaligus lepetnya nanti,” pungkas Sofiana.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait