JOMBANG, KabarJombang.com – Jelang hari raya Idul Adha, harga kambing di Jombang naik. Kambing merupakan salah satu hewan yang paling banyak dicari jelang hari raya kurban setiap tahunnya.
Hal itu lumrah, mengingat, kambing merupakan salah dua hewan selain sapi yang dijadikan kurban saat Idul Adha.
Selain di pasar hewan, di setiap pinggir jalan kerap kali kita menemukan penjual kambing. Kambing dimasukkan ke dalam kandang lengkap dengan rumputnya untuk makan si kambing.
Menjelang Idul Adha ini, beberapa pedagang pun menjajakan dagangannya bagi para peminat. Seperti di Pasar Hewan Ngoro, Jombang. Berderet penuh dengan kambing yang dijajakan.
Salah seorang pedagang, Sunarko (54) mengatakan ia memang biasnya mencari kambing untuk dijual kembali di pasar Ngoro. Ia memilih pasar Ngoro karena memang mudah dijangkau dari rumahnya.
“Rumah saya di Mboro Lor, Kabupaten Kediri. Kebetulan perbatasan dengan Jombang, jadi dekat,” ucapnya, pada Senin (19/6/2023).
Lebih lanjut, katanya, ia memang pedagang kambing di tempat dia tinggal. Sehingga, jika membeli kambing, harus langsung banyak.
Untuk harga kambing jelang idul Adha seperti ini, ia mengatakan ada peningkatan untuk satu ekor kambingnya. Peningkatan harga itu meningkat Rp 300 ribu per kambing.
“Naik harganya. Mungkin karena idul adha dan biasanya seperti itu,” ujarnya.
Satu ekor kambing yang biasa ia beli dengan harga Rp 2 juta rupiah. Kini harganya bisa naik menjadi Rp 2,3 juta.
Menurutnya, hal itu biasa karena memang menjelang Idul Adha permintaan kambing dari masyarakat meningkat.
Sementara itu, Baharudin (25) pedagang kambing di Desa Kedawong, Kecamatan Diwek, Jombang, mengatakan menjelang idul adha seperti ini harga kambing memang naik.
“Biasnya kenaikannya seperti biasa. Tidak signifikan. Yang biasanya per kambing kalau hari biasa itu Rp 2,5 juta, jelang idul Adha begini jadi Rp 3 juta,” ungkapnya.
Bahar sapaan akrabnya mengatakan, kenaikan harga kambing jelang idul Fitri itu wajar. Karena memang kebutuhan kambing untuk dijadikan hewan kurban begitu diminati masyarakat.
“Wajar saja, karena memang kebutuhan di masyarakat sedang tinggi-tingginya,” pungkasnya.
