Harga Kedelai Impor Melambung, Pengusaha Tahu di Jogoroto Jombang Mengeluh

  • Whatsapp

JOMBANG, KabarJombang.com – Naiknya harga Kedelai impor di pasaran cukup berpengaruh pada para pengusaha, di Jombang. Tak terkecuali para pengusaha tahu di dusun Bapang Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto.

Salah satunya dirasakan Royhan (25) pemilik usaha UD NR Production di Dusun Bapang desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto. Ia mengeluh karena naiknya harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama pembuatan tahu.

Baca Juga

Harga kedelai impor yang dibeli Royhan dari Amerika sebagai penentu hasil produksi tahu dengan kualitas yang bagus, mengalami peningkatan harga kedelai impor karena adanya dampak dari melemahnya nilai mata uang rupiah.

“Kedelai impor sekarang dijual di sini sudah mencapai Rp 10.000 per kilo, sedangkan sebelumnya Rp 8.500 per kilo. Sistem keuangan di perusahaan juga mengalami pengaruh karena naiknya harga kedelai impor. Harga kedelai impor saat ini sudah cukup tinggi bagi pengusaha tahu,” jelas Royhan.

Dampak tingginya harga kedelai impor sempat menghambat pengiriman kedelai impor beberapa hari di pelabuhan Surabaya. Hal tersebut disebabkan karena kedelai impor mengalami inflasi secara bertahap.

“Hampir kedelai impor waktu mengalami awal-awal inflasi, di Pelabuhan Surabaya tempat pengiriman sempat berhenti ketika setelah lebaran. Naiknya harga kedelai impor tidak mengalami kenaikan langsung, melainkan naik secara bertahap mulai dari Rp100,00, Rp200,00, sampai saat ini menyentuh Rp10.000,” ujar Rayhan pengelola UD NR Production.

Dampak naiknya harga kedelai impor tersebut, memaksa Rayhan untuk melakukan berbagai macam cara, agar aktivitas produksi di UD NR Production terus berjalan.

“Cara agar kami tetap memproduksi tahu dengan cara mengurangi jumlah bahan kedelainya ketika aktivitas produksi tahu berlangsung. Contoh awalnya kami gunakan 16 Kg kedelai, kemudian karena naiknya harga kedelai impor terpaksa harus menurunkan jadi 15 Kg kedelai. Efeknya mengalami penurunan sedikit dari ukuran tahu sebelumya,” jelas Rayhan.

Rayhan turut menjelaskan alasannya mengapa semua perusahaan pembuatan tahu lebih memilih menggunakan kedelai impor ketimbang kedelai lokal.

“Alasannya karena kedelai impor kualitasnya lebih bagus daripada kedelai lokal, dari segi harga memang selisih Rp2.000 dengan kedelai impor, tetapi kualitas tahu lebih baik dengan menggunakan kedelai impor karena sari pati kedelai lebih banyak. Selain itu, dari segi hasil dan jumlah tahu yang diproduksi lebih bagus,” jelas Rayhan.

Imam Subkhi selaku ketua paguyuban sumber berkah, pengusaha tahu kecamatan Jogoroto juga mengungkapkan keluh kesah harga kedelai impor.

“Kami kemarin sudah berkomunikasi dengan pengusaha-pengusaha tahu di kecamatan Jogoroto, kalau harga kedelai impor masih menyentuh angka Rp 10.000 per kilonya, itu termasuk dalam kategori wajar. Nanti seandainya harga kedelai impor sudah menyentuh di atas angka Rp 10.000, kami dan teman-teman pengusaha tahu akan menemui dinas-dinas terkait di Jombang,” ujar Imam Subkhi.

Sampai saat ini, Imam Subkhi menjelaskan terkait kenaikan harga kedelai paling parah yang pernah membebani pengusaha tahu.

” Pernah menyentuh sampai angka Rp 13.000 per kilo ketika masa-masa Covid 19. Itu yang paling parah,” tutup Imam Subkhi.

Berita Terkait