Berkah Lebaran Ketupat Bagi Emak-Emak di Jogoroto Jombang

Pengrajin ketupat di Dusun Ngembeh, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Jombang, Selasa (18/5/2021). KabarJombang.com/Anggraini Dwi/
Pengrajin ketupat di Dusun Ngembeh, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Jombang, Selasa (18/5/2021). KabarJombang.com/Anggraini Dwi/
  • Whatsapp

JOGOROTO, KabarJombang.com – Lebaran ketupat menjadi berkah tersendiri bagi pembuat ketupat di Dusun Ngembeh, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Permintaan ketupat menjelang lebaran ketupat atau kupatan, meningkat dibandingkan hari biasa.

Baca Juga

Lebaran ketupat sendiri merupakan tradisi masyarakat Jawa. Orang Jawa umumnya mengenal dua kali pelaksanaan Lebaran, yaitu Idul Fitri dan Lebaran ketupat. Idul Fitri dilaksanakan tepat pada tanggal 1 Syawal, sedangkan Lebaran ketupat adalah satu minggu setelahnya, tepatnya pada 8 Syawal.

“Setiap hari saya membuat kupat terus lontong, dan lepet. Kalau lebaran ketupat gini Alhamdulillah pesanan banyak bisa masak sampai setengah kuintal daripada biasanya,” kata salah satu pengrajin ketupat, Zainab (51), Selasa (18/5/2021).

Saat lebaran ketupat seperti ini, Zainab bisa memproduksi hingga ribuan ketupat, lepet, dan lontong.

Untuk harga perbiji kupat sebesar Rp 1.500, untuk lontong dan lepet Rp 1 ribu perbijinya.

Ketupat hasil buatan Zainab tersebut dijual ke Pasar Krian, Kabupaten Sidoarjo.

“Selama ini saya jualnya hanya di Pasar Krian dan Surabaya, di pasar-pasar Jombang tidak pernah memasok saya,” ungkapnya.

Setiap lebaran ketupat Zainab mengaku mendapatkan pendapatan lebih dibandingkan hari-hari biasa. Hal tersebut dipengaruhi oleh harga bahan-bahan pokok untuk pembuatan ketupat mengalami kenaikan.

“Kalau lebaran ketupat gini ya ada pendapatan lebih, soalnya bahan-bahannya juga mahal. Seperti janur, ketan, kacang ini harganya kalau lebaran naik. Jadi, saya jualannya juga ikut naik,” bebernya.

Setiap harinya Zainab bisa mendapatkan omzet maksimal sebanyak Rp 1,5 juta. Dimana lontong yang diproduksi Zainab sebanyak 500 biji, kemudian lepet 600 biji, dan ketupat sebanyak 50 biji.

“Yang paling banyak peminat dan laris itu ya lontong,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan, Ma’iyah yang sudah memproduksi ketupatnya sejak 3 tahun lalu dan hanya saat lebaran ketupat saja ia memproduksinya. Dimana perharinya ia bisa memproduksi sebanyak seribu biji ketupat.

“Saya produksinya ya waktu lebaran ketupat saja, kalau hari-hari biasa kerja di pabrik. Dan kalau lebaran ketupat ini ya sampai kuwalahan, soalnya pesanannya cukup banyak,” kata Ma’iyah.

Produsen ketupat di Dusun Ngerembeh, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang tersebut didominasi kaum perempuan.

Iklan Bank Jombang 2024

Berita Terkait