PETERONGAN, (kabarjombang.com) – Hujan lebat di wilayah Kabupaten Jombang berimbas air sungai Apung Kedung Bajul meluap, Kamis (21/1/2016). Akibatnya, sekitar 125 hektar tanaman padi di Desa Ngrandu, Kecamatan Peterongan, terendam. Luapan air sungai ini membuat petani harus menanggung rugi mencapai hingga Rp 1,9 miliar.
Kepala Desa Ngrandu Lor, Muhammad Rofiudin menuturkan, 125 hektar sawah warga tersebut terdapat di delapan dusun yang seluruhnya ditanami padi. Kedepan dusun itu diantaranya, Dusun Balongganggang, Macekan, Kepuhsari, Ngumpak, Sucen, Gempoldampet, Ngrandon, serta Ngrandu lor. Tak pelak, tanaman padi yang masih berumur 3 minggu dan rata-rata setinggi 20 centimeter itu rusak terendam air.
“Kerugian para petani rata-rata Rp 15 juta per hektar. Karena biaya tanam 2 kali, sebagian sudah ada yang pemupukan,” ujar Rofiudin kepada wartawan, Jumat (22/1/2016).
Menurut Rofiudin, banjir yang merusak ratusan hektar tanaman padi di Desa Ngrandu Lor, ternyata tak hanya kali ini saja. Awal Januari 2016, kondisi serupa juga terjadi. Ratusan hektar tanaman padi yang baru ditanam Desember 2015 rusak setelah terendam banjir.
Dua kali rendaman air tersebut menimlbulkan petani menanggung rugi rata-rata Rp 15 juta per hektar. “Artinya secara keseluruhan, estimasi kerugian para petani di desanya mencapai Rp 1,9 miliar. Selain itu, kami juga sudah berkoordinasi dengan 3 pilar desa, dengan PPL (petugas penyuluh lapangan Dinas Pertanian) dan dinas terkait. Kami berharap ada bantuan berupa tenaga kerja dan apa saja yang bisa diterima,” papar Rofiudin.
Sementara untuk mengatasi ini, warga dibantu sejumlah anggota Koramil Peterongan berusaha membuang air yang merendam persawahan. Mereka membuat sejumlah sudetan untuk jalan keluar air.
“Upaya kami mengatasi rendaman air dengan cara manual, agar cepat kering,” kata Komandan Koramil Peterongan, Kapten Budi Santoso di lokasi. (ari)