Advertorial

Warna-Warni Budaya di SMPN 2 Ploso Jombang Merajut Kearifan Lokal, Merayakan Identitas

PLOSO, KabarJombang.com – Suatu pagi yang berbeda menyapa SMPN 2 Ploso. Suasana yang biasanya diisi derap langkah siswa menuju kelas, hari itu berubah menjadi lautan warna-warni budaya. Pakaian adat, aroma jajanan tradisional, dan tawa riang siswa menyatu dalam harmoni yang jarang ditemukan di lingkungan sekolah.

Ini bukan sekadar perayaan ulang tahun sekolah ke-39. Ini adalah panggung besar untuk identitas. Sebuah momen di mana seluruh warga sekolah, dari guru hingga murid, larut dalam semangat “Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-39 SMPN 2 Ploso”.

Pagi itu, pada Selasa (6/5/2025) para guru tampil anggun dalam pakaian deles – busana adat khas Jombang. Sementara siswa-siswi berjalan keliling kampung sekitar sekolah membawa pakaian adat dan atribut budaya dari berbagai penjuru Jawa Timur. Tidak ada yang merasa asing, semua merasa pulang ke akar budaya mereka.

Setibanya di sekolah, halaman berubah menjadi semacam pasar budaya mini. Stan demi stan berjajar, masing-masing menampilkan kekayaan kuliner daerah. Ada sego sadukan, lodeh kikil, es degan, dan onde-onde ungu dari Jombang. Dari Kediri, ada tahu taqwa dan gethuk pisang. Setiap gigitan bukan hanya soal rasa, tapi juga kisah tentang rumah, tentang masa kecil, tentang warisan yang tak lekang waktu.

Tak kalah memikat, panggung utama dihiasi tarian tradisional seperti tari remo yang energik, disusul penampilan fashion show pakaian adat dari daerah – daerah di Jawa timur, hingga kesenian khas Jombang seperti besutan, remo boletan, hingga sandur manduro. Suasana semakin meriah ketika mereka menampilkan diorama dan drama bertema budaya Jawa timur, seperti kebo kicak, legenda gunung Kelud, reog Ponorogo, dan asal usul Banyuwangi. Semua ditampilkan oleh siswa-siswi sendiri, sebuah bukti bahwa pembelajaran karakter bisa sangat membumi, dan sangat menyenangkan.

Foto : Kepala SMPN 2 Ploso, Winarko saat memberikan sambutan.

Winarko, Kepala SMPN 2 Ploso, punya pandangan besar terhadap kegiatan ini. “Ini bukan hanya pesta budaya. Ini adalah ruang belajar. Anak-anak belajar menghargai perbedaan, belajar mencintai negeri ini dengan cara mereka sendiri,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Kamis (15/5/2025).

Ia menyebutkan bahwa nilai-nilai seperti beriman kepada Tuhan, berakhlak mulia, berkebhinekaan, mandiri, bernalar kritis, kreatif hingga gotong royong atau kolaboratif adalah inti dari P5. Dan seluruh rangkaian kegiatan ini, mulai dari merancang stan hingga pelbagai pertunjukan di panggung, adalah proses pendidikan dan bagian dari profil pelajar pancasila itu sendiri.

SMPN 2 Ploso sendiri bukan nama baru dalam dunia pendidikan yang berkarakter. Tahun lalu, sekolah ini diganjar penghargaan Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Timur dan menjadi salah satu sekolah berbudaya religius versi Kementerian Agama. “Kami sedang mempersiapkan langkah berikutnya: Adiwiyata Nasional,” kata Winarko penuh semangat.

Lebih dari sekadar prestasi, ia menekankan bahwa momen seperti ini adalah bagian dari menyiapkan generasi masa depan generasi Indonesia Emas 2045. “Kami ingin anak-anak ini tumbuh menjadi pribadi yang tahu jati dirinya, menghargai budaya, dan mampu berdiri sejajar di dunia global tanpa kehilangan akar.”

Di tengah derasnya arus modernitas, SMPN 2 Ploso memilih untuk tidak melupakan akar. Di halaman sekolah itu, di antara gethuk pisang dan batik ecoprint, terselip sebuah harapan bahwa masa depan bangsa bisa dibentuk dari ruang-ruang kecil yang penuh cinta akan budaya.

“Kami ingin merayakan nilai-nilai luhur bangsa dalam wujud yang paling konkret yakni kebersamaan, kreativitas, dan penghargaan terhadap keberagaman yang semuanya tertuang dalam nilai profil pelajar pancasila,” pungkasnya.

 

Leave a Comment
Share
Published by
Kevin Nizar